Jumat, 3 Oktober 2025

Bom Bunuh Diri di Poso

Terduga Bomber Poso Pernah Jadi Kuli Angkut Ikan

Ada dua perubahan sangat drastis pada Zainul Arifin (33), terduga pengebom bunuh diri di Mapolres Poso.

ISTIMEWA/SURYA
Foto dokumen yang diperoleh Surya, Zainul Arifin terduga pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso, mengendarai sepeda motor di kampungnya saat masih di Lamongan, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Ada dua perubahan sangat drastis pada Zainul Arifin (33), terduga pengebom bunuh diri di Mapolres Poso.  

Pertama, jika mendengar azan, ia langsung bergegas ambil wudhu untuk menjalankan ibadah  salat. Kedua, Zainul meminta keluarganya menonton acara televisi yang Islami.

"Waktu itu ibunya bahkan pernah mengeluhkan perubahan anaknya  kepada saya. Tapi, saya tidak merespons, karena saya anggap itu menjadi pilihan Arifin," ungkap sepupu Zainul yang berprofesi sebagai guru kepada Surya (Tribunnews.com Network), Selasa (18/6/2013).

Saat Zainul masih aktif sebagai kuli angkut ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Brondong, sejumlah orang yang ditemui Surya di TPI, mengatakan Zainul tidak seperti orang yang masuk aliran radikal.

"Di TPI dia tenang, pendiam, dan kerjanya serius," ujar beberapa orang di TPI.

Hebatnya, kata orang-orang di TPI, begitu masuk azan zuhur atau azan asar, Zainul langsung bersiap meninggalkan pekerjaannya untuk mengerjakan salat.

Zainul Arifin dan kelompok jamaahnya, tidak pernah malu bekerja apa pun bentuknya, yang penting halal. Bahkan, saat aktif bekerja sebagai kuli angkut ikan di TPI Brondong, ia juga menekuni pekerjaan sambilan sebagai tukang pijat dengan metode bekam.

Apakah saat memijat, Zainul Arifin tidak pernah mengajak untuk masuk jamaah yang dipercayai?

"Tidak. Dia tidak pernah berdakwah menyampaikan ajarannya. Dia memijat untuk menafkahi keluarga," ucap seorang warga. (*)

Sumber: Surya
Tags
Poso
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved