Dikeroyok Abang, Menantu, dan Keponakan, Syarpudin Terkapar
Syarpuddin (44), seorang pria di Kabupaten Bone, kritis akibat dikeroyok menggunakan parang oleh kakak kandung, menantu, dan keponakan
Tribunnews.com, Bonde - Syarpuddin (44), seorang pria di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, kritis akibat dikeroyok menggunakan parang oleh kakak kandung, menantu, dan ponakannya sendiri.
Peristiwa yang merupakan buntut dari persaingan usaha pabrik penggilingan padi ini, terjadi sekira pukul 17.00 wita, Rabu, 22 Mei 2013 kemarin. Pengeroyokan terjadi tak jauh dari kediaman korban dan para pelaku di Dusun Puangnene, Desa Timurung, Kecamatan Ajangngale, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Saat itu Syarpuddin tengah mengendarai mobil pikap, usai mengantar beras hasil penggilingan beras dari pabrik yang berada di belakang rumahnya. Saat itulah Syarpuddin dicegat oleh Sunardi (23) yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Syarpuddin yang tak curiga dengan gerak-gerik pelaku langsung menghentikan kendaraannya.
Namun, belum sempat turun dari mobil, Syarpuddin tiba-tiba dibacok oleh Bahri (50) yang tak lain adalah kakak kandung Syarpuddin. Selain itu, Pattola (30), menantu Syarpuddin juga turut membacok korban yang masih dalam posisi terduduk di atas jok mobil.
Akibatnya, Syarpuddin menderita luka bacok pada lengan kanan serta perut sebelah kiri. Sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa ini langsung menenangkan Syarpuddin, hingga akhirnya Syarpuddin dapat kabur. Meski demikian kepala Syarpuddin terus mengeluarkan darah segar, karena terkena lemparan batu dari Sunardi saat berusaha kabur dari kepungan pelaku.
"Saya dicegat sama ponakan bawa batu, jadi saya berhenti tapi tiba-tiba ditebas sama kakak baru menantu juga ikut menebas," ujar Syarpuddin setelah mendapatkan perawatan.
Akibat luka yang serius serta darah segar yang terus mengucur, Syarpuddin sempat pingsan dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru untuk mendapatkan perawatan secara intensif. "Pasien telah sadarkan diri setelah dibantu pernapasan karena memang sempat pingsan tapi sudah baikan," kata Ramly, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) RSUD Tenriawaru.
Sementara para pelaku langsung diamankan oleh aparat di Markas Kepolisian Resor (Mapolsek) Ajangngale. "Ketiga pelaku kami sudah amankan dan sekarang ada di kantor adapun kasusnya sementara dalam penyelidikan," tegas AKP Fredrik Banga, Kapolsek Ajangngale.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun Kompas.com, antara korban dan para pelaku sebelumnya memang sering terlibat perselisihan. Hal ini terjadi akibat pelaku diketahui memiliki pabrik penggulingan beras keliling, sementara korban juga memiliki usaha yang sama. Namun pabrik milik Syarpuddin menawarkan jasa yang lebih baik dengan selalu menjemput gabah, serta mengantar beras yang telah digiling.