Sabtu, 4 Oktober 2025

Kepala Rohan Rela Tertebas Parang demi Keselamatan Putrinya

Tragedi memilukan terjadi di Kapal Motor Lambelu milik PT Pelni, jurusan Maluku-Makassar-Surabaya

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Kepala Rohan Rela Tertebas Parang demi Keselamatan Putrinya
Kapal Motor Lambelu milik PT Pelni, jurusan Maluku-Makassar-Surabaya.

TRIBUNNEWS.COM , SURABAYA - Tragedi memilukan terjadi di Kapal Motor Lambelu milik PT Pelni, jurusan Maluku-Makassar-Surabaya. Sebanyak 17 penumpang ditebas secara membabi buta, oleh satu penumpang lainnya. Bahkan satu korban bocah berusia empat tahun, dan harus dioperasi.

Dari 17 korban dua luka ringan, sedangkan 15 lainnya harus dirawat di rumah sakit.

Ruang IRD RS PHC Surabaya, Selasa (30/4/2013) pagi, sangat ramai. Tim medis terlihat  sibuk menangani 15 pasien KM Lambelu, yang pada
Senin (29/4/2013) dibacok penumpang, Fasikun (59), warga dusun Kedung
Ganduk, Desa Banjarsari Kecamatan Bobotsari, Purbalingga Jawa Tengah.

Entah mengapa, Senin (29/4/2013), sekitar pukul 17.30, Fasikun mendadak hilang kendali, dan menyabetkan senjata tajam, jenis parang pada orang-orang yang ditemuinya. Seakan kesurupan ia
mengibas-ngibaskan parangnya.

Seorang korban, Rohan (41), warga asal Balang, Jawa Tengah, hanya bisa
berdoa saat putrinya, Annisa (4), menjalani operasi karena mengalami
luka serius di kepala akibat dibacokan parang Fasikun.

Rohan menceritakan, saat itu dia dan putrinya sedang duduk di dek
lima. Tiba-tiba Fasikun datang langsung menghunuskan parang. Rohan
panik, dan langsung menggendong Annisa menuju ke dek 4.

"Saat itu saya sedang duduk sambil men-carge handphone, bersama putri
saya. Tiba-tiba dia (Fasikun) datang langsung membawa parang.
Saya lari, sambil menggendong anak saya," kata Rohan.

Saat berlari, ternyata Rohan terjatuh. Dalam posisi masih tersungkur,
pria yang bekerja di pabrik oksigen di Manado itu, langsung
memeluk Annisa. Namun, Fasikun tidak peduli. Secara membabi buta,
Fasikun terus menyabetkan parangnya pada Rohan.

"Dia membacok secara membabi buta, mungkin sekitar lima sampai enam
kali," kata Rohan.

Rohan terkena sayatan parang di bagian kepala, lengan kanan dan kiri,
kaki, dan beberapa bagian lain. Akhirnya pertahanan Rohan melemah juga. Annisa yang sedari tadi dipeluknya, juga terkena sabetan parang di bagian kepala.

"Saya tidak tahu dia itu gila atau kesurupan, sampai anak kecil juga
dibacok," kata Rohan.

Rohan mengaku tidak memberitahukan kondisi putrinya itu pada istrinya
di Jawa Tengah. "Saya hanya kasih tahu jika ada musibah saya kena
bacok, tapi saya bilang jika Annisa tidak apa-apa, saya tidak mau
istri saya khawatir," kata Rohan.

Menurut Agus, seorang saksi, Fasikun membacok orang yang ditemuinya
dengan menggunakan parang yang dibawanya di dek 5 dan 4. Fasikun bahkan membawa parang sambil mengumandangkan takbir.

Agus menceritakan, saat itu di dek 5, tersangka sempat terdiam saat
menjelang matahari terbenam. "Dia diam sambil memandangi matahari,
lalu tiba-tiba dia mengambil parang yang ada di dalam tasnya, dan
sempat meneriakkan takbir," kata Agus.

Fasikun langsung meyabetkan parang ke penumpang lainnya. Suasana
langsung berubah, banyak wanita yang berteriak panik. Mereka berlarian
menyelamatkan diri. "Penumpang yang jatuh itu banyak yang dibacok,"
kata Agus.

Korban lainnya, Herman, warga Wakatobi Surabaya, mengatakan, sempat
berbincang-bincang dengan tersangka. Bahkan Herman mengatakan, sebelum kejadian tersebut, dia sempat memberi nasi bungkus, karena tersangka tidak mendapat jatah makan.

"Mungkin dia (Fasikun) tidak punya tiket, sehingga tidak dapat jatah
makan. Lalu saya memberi nasi bungkus padanya," kata Herman.

Herman menceritakan, Fasikun menyabetkan parangnya secara membabi buta di dek 5. Saat itu, dek lima terdapat sekitar 20 orang. Setelah di dek
5 semua penumpang berlarian, Fasikun menuju ke dek 4 dan kembali
membacok secara membabi buta. Akhirnya Fasikun berhasil dilumpuhkan  sejumlah penumpang lainnya.

Menurut Manajer Pemasaran dan Humas RS PHC, Harry Setiawan, korban
yang dirawat di RS PHC sebanyak 15 orang, sedangkan dua korban lainnya
hanya luka ringan.

"Ada yang operasi, rawat inap, rawat jalan dan menjalani CT Scan untuk
menentukan dioperasi atau tidak. Dokter yang kami libatkan ada
orthopedi, bedah syaraf, bedah umum, dan anastesi," kata Harry.

Menurut Harry, terdapat empat korban yang masih menjalani CT Scan yakni, Sarah (45), Mansur Abdulah (50), Kasiyati (55), dan Herman (21).
Mereka ini akan ditentukan apakah operasi atau cukup rawat inap.

Dua orang dirawat jalan dan sudah diperbolehkan pulang, yakni, Haerudin (47) dan Ny Jalmah (21).

Selain itu delapan korban menjalani operasi yakni Wididi Sumantiawan (21), Ny Tiani Candra (35), Junnuh (21), Murabbah (30), Rohan (34), Darwin (26), Koko (41), dan Nuranisa (4).

"Seorang harus rawat inap, karena telinganya nyaris putus, yakni
Wahyudi," kata Harry.

Polisi sempat membawa Fasikun ke poliklinik untuk mendapat pengobatan,
karena kondisinya yang lebam-lebam. Hingga kini polisi belum
mengetahui motif tersangka.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo sangat menyayangkan adanya kejadian pembacokan terhadap 17 penumpang KM
Lambelu. "Kejadian ini adalah tragedi dalam dunia transportasi laut," kata
Anom, Selasa (30/4/2013).

Apalagi menurut Anom, kejadian ini terjadi di kapal milik Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).

"Sangat disayangkan, seharusnya penumpang mendapat kenyamanan, justru mereka mengalami hal seperti ini," kata Anom.

Mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu mengatakan, pihaknya
masih belum bisa memastikan motif dari tersangka, Fasikun alias
Syaikul (59). "Tersangka masih belum dimintai keterangan secara detial," kata Anom. Ia menambahkan, akan melakukan penyidikan atas kasus ini, apalagi tersangka naik ke kapal dengan membawa parang.

Sementara Fasikun justru minta kerokan di Poli Klinik Polres Pelabuhan
Tanjung Perak. Saat berada di Poliklinik, bapak satu anak itu mengaku
sakit di bagian perut.

Polisi membantu mengoleskan minyak kayu putih. Tersangka juga minta dikerokin. Tersangka sendiri selalu simpang siur
dalam menyampaikan pernyataan.

Polisi harus berulang kali menanyakan identitas tersangka. Tetapi ia mengaku stres, sehingga berbuat demikian. "Saya stres banyak
pikiran, saya tidak bekerja lagi," kata Fasikun. Fasikun selalu berteriak-teriak saat diamankan di tahanan.

Para Korban;

   1. Mansur Abdullah (50) - L - dari Makasar- ke Tanjung Priok
   2. Sarah (45) -W- dari Ternate ke Tanjung Priok
   3. Koko (41) -L- dari Namlea ke Surabaya
   4. Kasyati (41) -W- dari Ternate ke Surabaya
   5. Siti (40) -W- dari Ternate ke Surabaya
   6. Raba/Hava (40) -W- dari Makasar-Tanjung Priok
   7. Herman (38) -L- dari Bau-bau ke Priok
   8. Tiani Candra (35) -W- dari Namlea ke Surabaya
   9. Herudin (33) -L- dari Makasar ke Kijang
  10. Rohan (33) -L- dari Bitung ke Surabaya
  11. Darwin (25) -L- dari Bau-bau ke Priok
  12. Wahyudi (24) -L- dari Bitung ke Surabaya
  13. Juhu (22) -W- dari Bau-bau ke Priok
  14. Julmah (21) -W- dari Bau-bau ke Priok
  15. Wididi Sumantiawan (21) -W- dari Makasar ke Surabaya
  16. Subiantoro (20) -L- dari Bau-bau ke Surabaya
  17. Chd Nuranisa (4) -W- dari Bitung ke Surabaya
-

Sumber: Surya
Tags
KM Lambelu
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved