Bocah Makan Pasir Mengundang Simpati Anggota Dewan
AN Wira Wardani (4) sudah dua hari dirawat di Ruang Asoka RSUD Depati Hamzah, Pangkalpinang sejak Selasa (16/4/2013)

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - AN Wira Wardani (4) sudah dua hari dirawat di Ruang Asoka RSUD Depati Hamzah, Pangkalpinang sejak Selasa (16/4/2013) lalu.
Wira dirawat di rumah sakit karena menderita demam, susah makan dan diare. Penyebabnya, selama delapan bulan ini, Wira terbiasa makan pasir dan tanah. Akibatnya, bocah ini mengalami penurunan kesehatan yang drastis.
Ermi, sang ibunda tahu anaknya makan pasir dan tanah dari ibunya. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat ikan asin ini mengaku kalau dilarang, Wira menangis.
Tampak lengan mungil Wira berbalut perban infus. Tubuhnya sangat kecil tak sebanding dengan usianya. Berat Wira hanya 9 kg, jauh di atas normal. Kehidupan ekonomi yang tak layaklah penyebab bocah itu menderita.
Kabar Wira langsung mengundang keprihatinan sejumlah pihak. Selain Anggota DPRD Bangka Tengah Zamhari, Wira kedatangan Pengurus Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang turut memberikan bantuan. Penyerahan bantuan disampaikan Ketua Baznas Babel H Sofyan Tsauri didampingi tiga pengurus Baznas.
"Melihat kondisi yang tidak normal, walaupun baznas tidak beri bantuan banyak," ungkap Sofyan.
Sementara itu, Anggota DPRD Bangka Tengah Zamhari berang mengetahui ada warga Bangka Tengah, yang diduga menderita busung lapar. Menurutnya kejadian itu sangat kontraproduktif dengan Bangka Tengah sebagai Kabupaten Layak Anak Bangka.
"Saya mengkritisi diri sebagai anggota dewan, yang harus peduli dengan rakyat. Pejabat yang sudah kenyang jangan lupakan rakyat yang kelaparan," ujarnya.
Tidak hanya itu saja, Zamhari bolak-balik apotik di sekitar rumah sakit mencari obat untuk Wira. Membutuhkan waktu hampir satu jam untuk mengurus obat tersebut. Pada saat itu, dia tidak mengaku sebagai anggota dewan.
"Saya bilang mau menebus obat anak yang sakit dan masuk koran hari ini. Tetapi, memang administrasinya seperti itu, harus ada lampiran kartu Jamkesda. Saya talangi dulu obat itu. Memang benar, orang miskin dilarang sakit," ucapnya. (Alza Munzi/Agus Nuryadhyn)