Aktivitas Malam di Tawau Kembali Bergairah
Aktivitas ekonomi pada malam hari di Tawau, kota di Sabah, Malaysia sudah kembali normal.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN- Aktivitas ekonomi pada malam hari di Tawau, kota di Sabah, Malaysia yang berbatasan dengan Kabupupaten Nunukan, Kalimantan Timur sudah kembali normal.
Sebelumnya pemilik usaha memilih tutup malam hari, sejak awal Maret digencarkannya serangan aparat keamanan Malaysia terhadap sipil bersenjata dari Kesultanan Sulu di Kampung Tanduo, Lahad Datu, Sabah , Malaysia . Lokasi konflik berjarak sekitar 450 kilometer dari Tawau.
Dari pantauan Tribun Kaltim.co.id, pusat pusat jajanan malam di sekitar Hai Way sudah mulai buka kembali. Sejak sore, pemilik warung-warung makan sudah buka dan melayani tamu hingga malam hari.
“Waktu awal-awal kita dapat kabar perang, di sini sempat tutup. Sekarang kita buka malam hari karena ada jaminan keamanan dari Polisi,” kata Ryan, salah seorang pedagang.
Rafik, pemilik warung lainnya mengatakan, saat ini mereka tetap buka pada malam hari karena yakin konflik mampu dilokalisir aparat keamanan setempat.
“Sudah aman. Tentara Sulu pasti takut ke sini. Karena di mana-mana ada Polisi berjaga,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, membaiknya kondisi keamanan di Tawau ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang berkunjung ke warung-warung makan pada malam hari, termasuk ke warung miliknya.
Siti, warga setempat mengaku tak takut beraktivitas pada malam hari. Menurutnya, pemerintah setempat tidak pernah membuat himbauan agar warga berhati-hati dan tidak keluar rumah.
“Tidak ada larangan bepergian pada malam hari. Jadi saya yakin aman saja di sini. Boleh dilihat, sudah berapa hari perang ternyata tidak ada apa-apa juga di sini,” ujarnya.
Meskipun ada puluhan ribu warga keturunan Suluk, Filipina yang berbaur dengan warga di Tawau, namun Siti yakin warga asal Filipina yang sudah menjadi warga negara Malaysia tidak mendukung aksi-aksi yang dilakukan tentara Kesultanan Sulu di Tanduo.
“Apalagi sudah ada pernyataan resmi dari warga Suluk di Malaysia yang menegaskan kesetiaan mereka sebagai warga Malaysia dan tidak mendukung aksi-aksi yang dilakukan tentara Kesultanan Sulu di sana ,” kata Kepala Perwakilan RI-Tawau Konsul TawauMuhammad Soleh.
Sebelumnya, sejumlah pusat perekonomian di Tawau memilih tutup pada malam hari. “Kami pernah mau nonton bioskop malam hari, ternyata tutup. Tapi sekarang sudah buka kembali,” kata Ambri, warga asal Indonesia di Tawau.
Berbeda dengan di Tawau, aktivitas ekonomi di Lahad Datu masih terbatas. Sejumlah pemilik usaha memilih tutup sejak sore karena khawatir dengan aksi penyusupan tentara Kesultanan Sulu. Ketakutan itu cukup beralasan, mengingat mobilisasi Polisi dan Tentara masih terus dilakukan ke lokasi konflik.
Aparat keamanan setempat juga terus meningkatkan keamanan dengan melakukan pemeriksaan yang ketat terhadap kendaraan yang masuk dan keluar dari Lahad Datu.