Pemilihan Gubernur Jatim
KH Hasyim Muzadi Dukung Kofifah Jadi Gubernur Jatim
Keinginan Kofifah, ujar Hasyim, juga didasari dorongan dari beberapa kalangan
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku mendapat penjelasan langsung dari Khofifah Indarparawansa yang akan kembali maju dalam Pilgub Jatim. Keinginan Kofifah, ujar Hasyim, juga didasari dorongan dari beberapa kalangan.
"Dan persyaratan dukungan telah cukup. DPP PKB jelas ada SK-nya mulai bulan Januari yang lalu, ditambah beberapa partai. Saya akan mendukungnya,sekalipun di Jatim SK DPP PKB diganggu orang yang bayar sana sini. Warga NU Jatim, kalau ingin terhormat, harus punya cagub yang berani melawan incumbent. Kalau tidak, warga NU jatim tidak ada perubahan kemajuan," papar Hasyim Muzadi dalam rilisnya Kamis (7/3/2013).
KH Hasyim Muzadi menegaskan, sejak awal dirinya tidak setuju orang NU jadi orang nomor dua. Hasyim kemudian memnberikan alasannya. Pertama, tidak sesuai dengan kehormatan mayoritas warga NU dan tidak punya peran cukup untuk membina umat.
Hal kedua, mengikuti orang lain akan dipakai alat untuk menghadapi teman sendiri dan hasilnya untuk orang lain, dan itu akan merusak NU.
"Lain halnya kalau jadi nomor satu (gubernur), hal tersebut tidak akan terjadi. Saya berharap khofifah tidak gunakan kiai, apalagi yang sepuh untuk reklame karena merendahkan martabat beliau-beliau. Cukup gunakan anak-anak muda yang cerdas dan berani dan dinamis untuk mengadakan perubahan Jawa Timur," Hasyim mengharapkan.
Para ulama, KH Hasyim Muzadi menyarankan kembali, cukup diberi penjelasan tentang situasi negara dan politik yang sehat agar tidak termakan tipu muslihat serta mempersilahkan beliau-beliau tenang di pesantrennya.
Khofifah juga diminta harus bisa membuktikan pemilu yang jujur tanpa kecurangan.
"Serta pencurian suara. APBD yang bebas korupsi, birokrasi yang bebas kepalsuan dan mismanagement, kekuasaan yang bebas dari intrik dan black mail (cara-cara hitam ) serta jawa timur yg produktif dan maju. Saya bisa membantu dengan bebas karena tidak lagi terikat aturan organisasi sebagai Ketum PBNU," tegas KH Hasyim Muzadi.