Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemilihan Gubernur Sumut

KPUD-LBH Medan Sosialisasi Pemilih Pemula

Sebanyak 12 sekolah setingkat SLTA yang diwakili masing-masing siswanya lima sampai enam orang, ikut berpartisipasi dalam kegiatan

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto KPUD-LBH Medan Sosialisasi Pemilih Pemula
Tribun Medan/Irfan Azmi Silalahi
Sebanyak 12 sekolah setingkat SLTA yang diwakili masing-masing siswanya lima sampai enam orang, ikut berpartisipasi dalam kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilu Bagi Pelajar Sebagai Pemilih Pemula Pada Pemilukada Sumut 2013, kerja sama antara Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan dan KPUD Sumut, Kamis (28/2/2013).

Laporan Wartawan Tribun Medan, Irfan Azmi Silalahi

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sebanyak 12 sekolah setingkat SLTA yang diwakili masing-masing siswanya lima sampai enam orang, ikut berpartisipasi dalam kegiatan 'Sosialisasi Pendidikan Pemilu Bagi Pelajar Sebagai Pemilih Pemula Pada Pemilukada Sumut 2013', kerja sama antara Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan dan KPUD Sumut, Kamis (28/2/2013).

Bertempat di Istambul Room, Hotel Madani Medan, perwakilan masing-masing sekolah yang diundang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tergolong berani, kepada Direktur LBH Medan Surya Adinata dan Komisioner KPUD Nur Lela Johan.

Dalam paparannya, Nur mengatakan memang sistem pemilu di Indonesia terkesan sedikit "aneh". Hal itu tercermin masih adanya seorang gubernur yang mencalonkan diri kembali sebagai gubernur di kawasan berbeda. Selain itu, ada pula bupati di daerah tertentu yang baru menjabat dua tahun, malah mencoba ingin maju di pilgub Sumatera Utara (Sumut).

"Sistem pemilu kita lucu dan perlu diperbaiki. Gubernur mau mencalonkan diri kembali. Ada juga kemarin Bupati di salah satu kawasan yang baru menjabat dua tahun, mau mencalonkan diri sebagai gubernur. Padahal janji-janjinya ketika dipilih sebagai bupati, belum bisa ia realisasikan kepada masyarakat secara penuh," urainya.

Di kesempatan yang sama, Nur mengatakan apa yang dilaksanakan hari itu sebenarnya cukup bermanfaat kepada pendidikan politik siswa-siswi terutama bagi pemilih pemula. Sebab, tujuan politik sendiri katanya membentuk kesadaran berpolitik sejak dini.

"Orang tidak serta merta sadar sendiri tanpa ada proses. Jangan katakan pendidikan itu sekolah, seorang menjadi pemimpin tidak lahir di sekolah tapi di masyarakat. Sedini mungkin saya sarankan teman-teman dapat terlibat dengan organisasi. Dalam kontek politik, kami melihat semua harus melewati proses seperti yang terjadi hari ini," urainya.

Ditambahkannya, dengan adanya kesadaran berpolitik yang ditanamkan sejak usia dini, maka tidak akan terjadi lagi yang namanya golput.

"Tetapi kami memahami bahwa dunianya teman-teman sekarang berbeda. Saat ini Anda masih fokus pada proses belajar, kongkow-kongkow. Sementara dunia politik masih terkesan dunianya bagi orang dewasa," ujarnya.

Duabelas perwakilan sekolah yang ikut antara lain SMA Angkasa, SMA Bhayangkari, SMA Negeri 3, Madrasah Aliyah Negeri 2, SMA Harapan 1, SMA Plus Al-Azhar Medan, SMA UISU Medan, SMA Negeri 2, SMA Kartika 1 Medan, SMA Methodist 4, SMA Negeri 4, dan SMK Amir Hamzah.

Terpisah, Direktur LBH Medan Surya Adinata menjelaskan, fokus kegiatan dilaksanakan terhadap anak-anak SMA dikarenakan pihaknya ingin memberikan kesadaran berpolitik bagi pemilih pemula. Dengan tersadarkannya pemilih pemula tersebut, maka harapannya akan terbentuk suatu sistematisasi yang nantinya berujung pada kesadaran berpolitik.(Irf)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved