Kesejahteraan Akar Persoalan TKI
Tenaga kerja Indonesia (TKI) merupakan masalah rumit di Jawa Barat yang harus diselesaikan
"Saat TKI kembali ke sini (tanah air), ada mafia perjalanan, dari bandara sudah ada mafia yang meminta kepada para TKI ini semisal untuk ongkos Sukabumi-Cianjur yang sampai Rp 2 juta. Ini harus dibereskan," katanya.
Seharusnya, kata Teten, para TKI sudah mendapat perlindungan mulai dari rekrutmen, selama bekerja, dan ketika kembali ke tanah air.
Teten mengingatkan bahwa pada 2015 nanti akan ada ASEAN Community, yang membuat para pekerja dari negara-negara ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia dan sebaliknya. Agar para tenaga asing tersebut tidak menguasai pasar kerja di Indonesia, SDM di Indonesia khususnya para pekerja harus lebih berkualitas.
Untuk itu, ujarnya, perlu startegi pengembangan SDM, seperti dibukanya balai keterampilan kerja di tingkat kabupaten/kota. Mereka yang rata-rata hanya lulus SMP bisa mengikuti pelatihan di balai ini untuk meningkatkan keterampilannya.
Pasangan cagub-cawagub nomor urut tiga, Dede Yusuf-Lex Laksamana akan bersinergi dengan pemerintah pusat untuk menTrgatur permasalahan TKI. Pihaknya akan mengutamakan pelatihan sumber daya manusia seusai dengan kebutuhan negara tujuan.
"Jabar sebagai pemasok tenaga kerja Indonesia terbesar tentu harus mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul jangan hanya asal kirim. Dengan pelatihan- pelatihan sesuai kebutuhan negara tujuan tentu akan meningkatkan kualitas SDM," ujar Ketua Tim Kampanye Pasangan Dede Yusuf-Laksamana, Didin Supriadin, melalui sambungan telepon, Jumat (15/2/2013) malam.
Sebagai pahlawan devisa negara, keberadaan TKI juga harus terus dibenahi agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sering muncul dan merugikan tenaga kerja, terutama asal Jabar. (Tribun Jabar/zam/set/tif/fam)
Baca juga;
- Istri Muda Irjen Djoko Jadi Bahan Ngerumpi Ibu Rumah Tangga
- Rieke Orasi Dekat Kandang Sapi
- NU Bentuk Bank Pangan