Jumat, 3 Oktober 2025

Imlek 2013

Imlek Terancam Tanpa Jeruk

menyatakan waswas karena keberadaan buah-buahan kini sangat terbatas,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Imlek Terancam Tanpa Jeruk
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengunjung memilih buah jeruk lokal di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Selasa (26/6). Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menegaskan pembatasan impor holtikultura termasuk buah-buahan membuka peluang bagi pelaku lokal untuk meningkatkan produksinya. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

* Izin Impor Holtikultura Belum Jelas

TRIBUNNEWS.COM  BATAM,  - Perayaan Imlek tinggal dua pekan lagi. Namun warga keturunan Tionghoa di Batam yang akan merayakan tahun baru Cina menyatakan waswas karena keberadaan buah-buahan kini sangat terbatas, menyusul berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan menyangkut izin impor buah impor.

Sejumlah warga Tionghoa di Batam menyatakan, perayaan imlek sangat khas, dan bahkan identik dengan kehadiran buah jeruk, yang selama ini merupakan buah impor. Tapi dengan adanya pembatasan izin impor sayur dan buah, warga jadi sulit untuk dapatkan jeruk di pasaran.

Minimnya stok buah dan sayur juga diperparah dengan kondisi cuaca saat ini. Diperkirakan karena volume angkutan kapal dari pulau sekitar berkurang, maka sayur dan buah di Batam juga berkurang, serta harganya merangkak naik.

Tokoh di Batam, Cahya yang juga merupakan Ketua Apindo Kepri, ketika dihubungi Tribun, Rabu (23/1/2013) mengakui masalah itu cukup mengganjal. Ia mengatakan dengan pembatasan impor produk buah buahan, warga Tionghoa yang merayakan Imlek jadi kesulitan memperoleh jeruk. Padahal jeruk merupakan salah satu buah yang wajib ada pada tradisi perayaan tahun baru Cina.

"Ini jelas berpengaruh. Di tradisi Imlek itu kan harus ada jeruk. Tapi sekarang jeruk langka banget. Dan teman teman pengusaha tidak berani pesan karena regulasinya belum jelas," kata Cahya.

Menurutnya sebulan lalu, Apindo pernah menanyakan masalah ini pada Dewan Kawasan (DK) Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Bintan Karimun. Saat itu DK, dalam hal ini Sekretaris Jon Arizal mengatakan surat permintaan agar regulasi dikembalikan seperti semula untuk kawasan FTZ, telah sampai di meja menteri perdagangan. Pengesahan juga tinggal menunggu untuk ditandatangani menteri terkait.

"Tapi sayangnya sampai saat ini belum ada progres baru atas kondisi tersebut. Beliau beliau (DK) bilang pada prinsipnya menteri OK untuk izin impor akan dilimpahkan ke BP atau DK seperti yang berlaku sekarang. Dan benar sampai saat ini, surat surat yang kita tunggu, yang katanya sudah OK belum selesai juga," sesalnya.

Khusus untuk menghadapi imlek kali ini, pihaknya sudah meminta kepada pihak Badan Karantina agar diberi perlakuan istimewa. Yaitu memberi kelonggaran khusus untuk masuknya buah jeruk menjelang perayaan Imlek.

"Kita sudah koordinasi dengan karantina. Waktu itu karantina minta surat rekomendasi dari persatuan umat Budha. Semoga permintaan ini bisa diakomodir karena ini sudah menyangkut tradisi," kata Cahya.

Langkanya jeruk Imlek diakui sejumlah pemilik kios buah di Batam. Mereka kini masih menjual buah tersebut, namun merupakan stok lama. Masalah dimungkinkan muncul ketika mendekati Imlek.

"Sampai saat ini memang masih belum berdampak pada penjualan buah impor (jeruk Mandarin) di Batam. Tapi untuk sementara stok buah impor masih normal dan masih tersedia," ujar Ana pedagang buah impor di bilangan Nagoya, Rabu (23/1)  

Dia menuturkan, adanya larangan buah impor tentunya akan berdampak pada aktifitas warga Tionghoa, terlebih menjelang perayaan Imlek. "Namun kalau aturannya seperti itu tentunya kita tidak bisa berbuat apa apa," ujarnya.
   
Menurutnya, ketersediaan jeruk mandarin untuk perayaan imlek di toko miliknya masih mencukupi hingga hari Imlek pada 10 Februari 2013. Ketersediaan buah tersebut lebih pada masih adanya stok lama yang telah dipasok importir beberapa waktu lalu.

"Ini merupakan stok lama, dan ada rencana kedatangan buah jeruk lagi menjelang hari Imlek. Tapi belum jelas," ungkapnya.

Ana mengaku dengan terbatasnya stok, maka harga buah menjadi lebih tinggi di banding tahun tahun sebelumnya. Ke depan, sebagai alternatif, buah bisa diambil dari penyalur atau tangan kedua. Namun demikian risikonya harga akan melambung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved