Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata di Pantai, Pastor Tewas Tenggelam

Romo Fransiskus Paulo Bas, Pr atau Romo Fansi, yang bersama-sama rombongan dari Biara MBC Ruteng tewas

Editor: Budi Prasetyo

* Laporan Wartawan Pos Kupang, Eugenius Moa

TRIBUNNEWS.COM, RUTENG--Romo Fransiskus Paulo Bas, Pr atau Romo Fansi, yang bersama-sama rombongan dari Biara MBC Ruteng hendak mandi di pantai pasir putih di Dintor, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Selasa siang (15/1/2013), tewas setelah terseret arus dan tenggelam.

Dalam sekejap, kabar meninggalnya Romo Fansi menjadi buah bibir warga Kota Ruteng. Umumnya mereka terkejut dengan kabar tersebut. Hari Selasa petang, jenazahnya dibawa ke Kota Ruteng menggunakan mobil yang ditumpangi rombongan yang membawa mereka ke Dintor.

Sekretaris Camat Satar Mese Barat, Gon Ngarang, yang dihubungi Pos Kupang, Selasa petang, menjelaskan, sekitar pukul 13.00 Wita, Romo Fansi bersama rombongan dari Biara MBC Ruteng  datang  ke  pasir putih  Dintor. Tak terbesit akan  terjadi sesuatu yang buruk menimpanya, Romo Fansi mandi dan  mengambil posisi agak ke dalam.

Kemungkinan tak mampu mengatasi sendiri kerasnya arus laut di pantai selatan Pulau Flores itu, Romo Fansi berteriak minta tolong kepada rekan-rekannya yang berada di pantai. Namun, tak ada anggota rombongan yang berani berenang membantu Romo Fansi. Mereka tak mampu berbuat apa dan membiarkan romo berjuang sendirian.

Satu jam kemudian, jelas Gon, sebuah perahu motor nelayan lewat di lokasi kejadian itu. Para nelayan yang dimintai bantuannya berusaha mencarinya, namun  tak berhasil menemukan Romo Fansi.

"Tubuh Romo Fansi dihempas arus laut di pantai. Tapi tidak terasa lagi nafasnya. Jenazahnya dibawa ke Puskesmas Narang di  Ibukota Kecamatan  Satar Mese Barat yang berjarak sekitar 25 Km dari Pantai Dintor untuk pemeriksaan. Setelah itu, jenazahnya dibawa ke Ruteng sekitar pukul 15.15 Wita menggunakan mobil yang digunakan rombongan," kata Gon.

Dari Ruteng, hari Selasa sore,  jenazahnya dilepas ke kampung halamannya  di Lewe, Mano, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Ribuan umat Paroki Timung datang ke Ruteng. Di antara kerumunan umat, tampak Uskup Ruteng, Rm.  Hubertus Leteng,  Pr, Vikep  Ruteng, Rm. Geradus  Janur, Pr, Rm. Albertus Ngamal, Pr, Rm. Andy Latu Batara, Pr, Ketua Unio Imam Projo Keuskupan Ruteng, Rm. Charles Suwendi, Pr, Asisten I Setda Manggarai, Yos Nono, Rm. Beben Gaguk, Pr, dan lainnya.
                           

Mandi Saat Mau Pulang

Menurut Rm. Charles Suwendi, kejadiannya tidak terduga sama sekali. Acara piknik bersama para suster MBC sudah selesai. Saat menjelang pulang, Rm. Fansi mandi sendiri di laut sekitar pinggir Pantai Dintor.

"Mereka sudah mau pulang. Tetapi dia mandinya saat-saat akhir piknik. Tidak tahu bagaimana persisnya, sehingga dia tenggelam dan terseret arus laut yang sedang pasang. Romo Fansi sempat meminta bantuan kepada suster untuk membantu. Dua suster yang bisa berenang sempat berusaha membantu, tetapi tidak bisa karena tubuhnya  besar dan tinggi. Beberapa saat kemudian, dia menghilang akibat terseret arus," katanya.

Jenazahnya akan berada di keluarganya, Selasa (15/1) malam. Hari Rabu (16/1) dari Kampung Lewe diantar ke Paroki Timung, tempatnya berkarya selama dua  tahun terakhir. Dari Paroki Timung, jenazahnya dibawa ke Ruteng  dimakaman, Kamis (17/1) setelah misa arwah pemakaman yang dipimpin Uskup Ruteng, Mgr. Hubertus Leteng. Almarhum dikuburkan di kuburan imam projo di Kuwu, Kecamatan Ruteng. *

Baca  Juga :

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved