Korban Banjir Minta Bantuan di Jalan
Atas inisiatif warga, mereka juga mengumpulkan bantuan dari para pengguna jalan.

TRIBUNNEWS.COM, BOJONGSOANG - Ketua RW 10, Wahna Sobandi, mengatakan, sebenarnya bantuan dari pemerintah desa dan kecamatan terus mengalir. Namun atas inisiatif warga, mereka juga mengumpulkan bantuan dari para pengguna jalan.
"Kami baru melakukan pengumpulan bantuan di jalan sejak Senin (24/12/2012) sore. Ya, seridonya saja. Sumbangan itu tentu untuk dibelikan makanan kalau bantuan dari pemerintah sudah habis," kata pria berusia 62 tahun ini ketika ditemui Tribun di Jalan Terusan Bojongsoang, kemarin siang.
Wahna mengatakan, dalam satu hari, warga memperoleh dana dari pengguna jalan sebanyak Rp 490 ribu. Sebagian uang itu dibelikan lauk-pauk dan diberikan kepada korban banjir. Bantuan yang ada hanya mi instan, air mineral, dan makanan bayi.
"Setiap hari kan harus makan dua kali. Tidak mungkin harus makan mi instan dan telur setiap hari. Uang bantuan itu dibelikan nasi berikut lauk-pauk," katanya.
Menurut dia, bantuan dari pemerintah tidak pernah terlambat. Sumbangan pengguna jalan hanya sebagai tambahan untuk membeli lauk-pauk, dan mengantisipasi kalau stok bantuan sudah habis. Bantuan obat, terutama untuk gatal-gatal, juga terus mengalir dari puskesmas.
"Air bersih juga sudah cukup. Tidak semua korban banjir mengungsi. Sebagian atau sekitar 90 kepala keluarga mengungsi di gudang bekas produsen makanan kecil. Sisanya ya ada yang bertahan di rumah masing-masing," ujar Wahna.
Banjir yang sudah terjadi sejak 1985 itu merupakan hal biasa, akibat luapan Sungai Citarum. Warga berharap pengerukan yang sekarang sedang dilakukan bisa berdampak agar bencana banjir tidak terulang. "Kalau pengerukan selesai dan masih banjir, tentu kami akan komplain," ujarnya.
Menurut pantauan Tribun, sejumlah warga, termasuk anak-anak, berada di tepi jalan dengan membawa kardus kecil. Mereka mengangkat tangan kepada setiap pengendara yang melalui jalan Terusan Bojongsoang. Tribun Jabar