Jumat, 3 Oktober 2025

PTPN IV Kurangi Ongkos Angkut Limbah Akibat Paceklik

Puluhan sopir truk pengangkut tandan kosong yang telah dicacah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Dolok Ilir, Serbelawan, Simalungun memilih

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto PTPN IV Kurangi Ongkos Angkut Limbah Akibat Paceklik
IST
ilustrasi kebun sawit

Laporan Wartawan Tribun Medan, Adol Frian Rumaijuk

TRIBUNNEWS.,COM, SIMALUNGUN – Puluhan sopir truk pengangkut tandan kosong yang telah dicacah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Dolok Ilir, Serbelawan, Simalungun memilih mogok kerja. Turunnya harga angkut dinilai sangat tidak menutupi biaya operasional.

Para sopir memilih hanya memarkirkan truknya di depan PKS seperti yang terlihat Rabu (7/11/2012) siang.

"Kami tidak sanggup kalau harga turun lagi. Sedangkan harga lama saja pun kami sudah dipalak," ujar Joko didampingi rekan-rekannya.

Dijelaskannya, harga angkut tandan kosong yang selama ini diberlakukan Rp 41 kini menjadi sekitar Rp 17. "Apa alasan dikurangi juga kami tidak tahu," ujarnya.

Joko mengaku pihaknya baru mendapat informasi itu pada hari sebelumnya.

Menurutnya, setiap hari pihaknya bisa sampai tiga atau empat trip masing-masing sopir dengan tonase 4 ton. Setiap bulannya, mereka langsung menerima imbalan dari pihak perusahaan tanpa melalui pihak ketiga atau rekanan.

"Kami langsung ke perusahaan, berhubungan dengan Pak Amir,” ujarnya. Dan ditegaskannya pihaknya tidak pernah berhubungan dan mengenal pihak ketiga. Sementara menurut ketentuannya jika ada pekerjaan demikian, harus dilakukan dengan pihak ketiga.

Sementara saat dikonfirmasi kepada Amir Nasution Krani, Asiten Kepala membenarkan adanya penurunan harga angkut limbah perusahaan tersebut. Hal itu dilakukan karena masa paceklik. Turunnya harga CPO dan TBS menjadi penyebab utama.

"Perusahaan saat ini dalam kondisi paceklik, sehingga ini merupakan putusan pimpinan," ujarnya ditemui di ruang kerjanya.

Disampaikan untuk afdeling I dan II sebelumnya diberikan Rp 41/kg dan saat ini menjadi Rp 17,75/kg, dan untuk Afdeling III dan IV Rp 39/kg menjadi Rp 16,75/kg. Dan produksi tandan kosong setiap harinya mencapai 40 ton.

Sementara pihaknya memberikan pekerjaan pengangkutan limbah perusahaan tersebut ke pihak ketiga. Ada tiga orang yang menjadi rekanan untuk pengangkutan limbah yaitu, untuk afdeling I dan II UD Harisma, Afdeling III dan IV UD Ambia, dan untuk Afdeling VI dan VIII CV Risky Jaya.

Hanya saja, mengenai pembayaran jasa angkut langsung dilakoni bawahannya, Lingga. Sebenarnya yang memiliki wewenang melakukan pencairan uang jasa adalah pihak rekanan. Namun justru dilakukan pihak perusahaan.

"Kita sudah ada kesepakatan dengan rekanan, sehingga kita yang membayarkan ke sopir," ujarnya.

Sayangnya, saat ditanyakan mengenai jumlah armada truk yang dimiliki masing-masing rekanan, Amir tidak mengetahuinya. "Tidak tahu kita, kami juga mana tahu yang mana truknya. Kadang ada yang masuk, kita juga tak tahu," ujarnya.

Baca Juga:

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved