Kontraktor Ingkar, Warga Nunukan Kembali Tutup Jalan
sejak pagi kembali menutup Jalan Pasar Baru menuju Jalan Delima, tembus ke Jalan TVR

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN- Warga, Senin (29/10/2012) sejak pagi kembali menutup Jalan Pasar Baru menuju Jalan Delima, tembus ke Jalan TVRI, Kelurahan Nunukan Timur, Kecamatan Nunukan. Lintasan ini merupakan jalan peralihan alternatif pasca penutupan Jalan TVRI sejak pembongkaran jembatan.
Penutupan jalan dilakukan warga setelah kesepakatan dengan kontraktor yang ditandatangani dua pekan lalu, tak juga dipenuhi. Hingga siang ini, kontraktor belum juga melakukan pengaspalan seperti yang menjadi tuntutan warga.
Dari pantauan tribunkaltim.co.id, di Jalan Pasar baru setelah jembatan, warga memasang tenda sederhana tepat di tengah jalan. Selain itu di depan tenda tersebut ada palang kayu dengan bibit kelapa yang diletakkan di tengah jalan. Dipalang tersebut warga menulis “KAU PEMBOHONG”. Adapula uneg-uneg yang tertuang diselembar karton putih bertuliskan “BUPATI DAN WAKIL BUPATI JANCIMU TARO’E WARGA PAS-BAR”.
Sejumlah warga tampak memarkir sepeda motornya di tengah jalan. Dibawah tenda dimaksud, mereka mengisi waktu dengan bermain kartu.
Koordinator Aksi Sadde mengatakan, warga melakukan aksi itu karena hingga kini jalan belum juga diaspal. Mereka akan menutup jalan hingga tuntutan dipenuhi.
“Sampai diaspal. Sampai ada bukti, bukan janji. Aksi di lapangan. Karena kemarin kami seperti anak-anak, dikasih permen diam lagi,” ujarnya.
Untuk meredam aksi yang sempat terjadi sebelumnya, kontraktor membawa alat berat ke lokasi jalan yang akan diaspal.
“Ternyata itu alat di sana alat di sana memang tinggal tidak berfungsi. Dibawakan kami lagi alat supaya kami berdiam diri,” ujarnya.
Sebenarnya Selasa pekan lalu pihaknya ingin melakukan penutupan jalan, sesuai dengan kesepakan sepekan sebelumnya. Hanya saja, saat itu Camat Nunukan Umboro meminta agar pihak kontraktor diberikan waktu dua hari lagi.
“Setelah Camat minta dua hari, kami hargai. Sebagai bentuk penghormatan selaku kami warga yang baik. Kami kasih tenggat waktu, ternyata dua hari kemudian kena Lebaran. Jadi kami mundur, kami kasih tenggat waktu tiga hari berikutnya,” ujarnya.
Saat melakukan aksinya yang pertama, penutupan jalan dilakukan tak sampai satu hari penuh. Hal itu karena diperolehnya kesepakatan yang ditandatangani pada 16 Oktober 2012 oleh pihak-pihak yakni Ayub Reydon mewakili Dinas Pekerjaan Umum Nunukan, kontraktor pelaksana diwakili Amir Machmud dan mewakili warga, Ketua RT 05 Nunukan Timur, Suwardi.
Butir-butir kesepakatan itu meliputi, pertama kontraktor sanggup melaksanakan permintaan masyarakat yaitu pengaspalan badan jalan mulai dari jembatan Pasar Baru menuju ujung Jalan Delima (samping APMS Rafti) dalam satu waktu minggu kedepan terhitung sejak 16 Oktober hari ini.
Kedua, selama belum dilaksanakan pengaspalan, pihak kontraktor sanggup menyiram badan jalan tiga kali sehari untuk mengurangi debu jalan. Dan ketiga apabila dalam jangka waktu seminggu ternyata pihak kontraktor tidak menyelesaikan pengaspalan, maka warga akan kembali memblokir jalan dimaksud.
Sadde mengatakan, pihaknya sudah cukup memberikan toleransi. Namun ada upaya memprovokasi warga dengan tidak melaksanakan kesepakatan bersama.