Kasus Ijazah Palsu Rektor Unpal Lapor Polda

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Maraknya pemalsuan ijazah sarjana tidak membuat Universitas Palembang gentar meski pernah mengalami sendiri.

Rektor Universitas Palembang, Zulkifli S Mukti, mengatakan, sekitar tahun 2010-2011 lalu ada satu kasus pemalsuan ijazah Universitas Palembang.

Kala itu Zulkifli menerima surat dari satu perusahaan di Provinsi Bangka Belitung yang menanyakan kebenaran ijazah seorang pegawai. Saat diperiksa pada data base universitas, nama yang tertera pada ijazah yang dimaksud tidak ada.

"Saya langsung terbang ke Babel untuk melaporkan ke Polda sana," ujar Zulkifli.

Ternyata si pemalsu mencontoh ijazah seorang temannya dibantu mantan adik iparnya. Pihak yang melaporkan pemalsu itu pun tidak lain adalah mantan istri pemalsu yang merasa sakit hati karena ditinggal menikah lagi oleh sang mantan suami.

Mantan istri pelaku tersebut lantas membeberkan ijazah palsu yang digunakan untuk kepentingan pekerjaan. Untuk kuliah secara instan pun Zulkifli mengatakan tidak akan bisa melakukan hal tersebut. Mahasiswa harus mengikuti semua prosedur yang ada untuk lulus dan mendapatkan ijazah.

"Sulit untuk bisa berbuat seperti itu, sistem penilaian kami selalu update," ujar Zulkifli.

Zulkifli menceritakan pengalaman pribadi saat seorang teman mantan pejabat kabupaten di Sumsel meminta bantuan padanya untuk mendapatkan ijazah untuk sejumlah perempuan yang akan bekerja. Temannya itu mendengar informasi ada perguruan tinggi di Palembang yang dapat menerbitkan ijazah dengan bayaran berkisar Rp 45 hingga 75 juta.

Permintaan itu langsung dia tolak. "Kalau ada, ya, silakan minta bantu ke yang lain," ujar Zulkifli saat itu.

Untuk mengantisipasi kecurangan, pihaknya mengubah kertas dan nomor seri terbitan ijazah setiap tahun dan dikeluarkan oleh Peruri. (tim)

Baca Juga:

• Unsri Pernah Kebobolan Ijazah Palsu 
• Besok, 1.203 CJH Kota Malang Diberangkatkan 
• Minim Pendapatan, Istri Nelayan Ikut Melaut
• Pakai Seragam Polisi untuk Pamer ke Pacar