Senin, 6 Oktober 2025

Pansus Curigai Usulan Pinjaman Gubernur Rp 500 Miliar

usulan pinjaman Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo senilai Rp 500 Miliar.

Editor: Budi Prasetyo

Laporan: Reporter Tribun Timur/ Ilham

TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR- Panitia khusus (Pansus) peminjaman daerah DPRD Sulsel mulai mencium aroma kecurangan terhadap usulan pinjaman Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo senilai Rp 500 Miliar.

Syahrul Yasin Limpo yang juga bakal calon gubernur incumbent Sulsel mengajukan pinjaman tersebut ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dengan alasan membiayai pembangunan dan perbaikan infrastruktur di Sulsel. Salah satunya adalah infrastruktur jalan.

Wakil Ketua Pansus Peminjaman daerah, Ariady Arsal, mengatakan, Gubernur Sulsel patut dicurigai lantaran melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam proses peminjaman tersebut. Kejanggalan lain selain timing usulan pinjaman yang terkesan politis lantaran menjelang akhir periode.

"Banyak hal yang tidak jelas dilakukan oleh pemprov, misalnya didalam proses pengajuan, kenapa tidak pernah membahas dengan DPRD tujuan alokasi pinjaman?, kenapa dari 500 Milyar yang dipinjam hanya untuk beberapa kabupaten dan Gowa dapat tiga paket, terus kenapa harus pinjam uang untuk jembatan COI yang tidak ada di RPJMD?," kata Ariady kepada Tribun Timur, Rabu (19/9)

Anggota pansus lainnya, yakni, legislator Partai Hanura DPRD Sulsel Amir Anas, Muktar Tompo, Amru Saher dari Fraksi PKS, dan Hasanna Lawang dari PKS juga menyampaikan komentar serupa Ariady. Mereka menyorot keras keganjalan usulan Syahrul yang juga Ketua Golkar Sulsel itu.

Masalah lain yang membuat Pansus marah, yakni, pemprov Sulsel telah melakukan proses tender, bahkan menunjuk pelaksana proyek meskipun persetujuan pencairannya kemungkinan nanti setelah April 2013.

"Ini bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masak sudah tunjuk pelaksana proyek, siapa itu. Oleh karena itu. Kalau diperhatikan pinjaman Rp 500 M yang diajukan ini, telah melampaui jumlah seluruh pinjaman yang telah dicairkan oleh PIP ke Sulawesi Tenggara dan seluruh tujuh Kota-kabupaten yang pernah cair dengan total lebih Rp 400 juta. Makanya kami akan berjuang mengawal semua ini," Ariady menambahkan.

Terpisah, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang menyebut usulan pinjaman tersebut tidak perlu dipermasalahkan demi perbaikan infrastruktur jalan," usulan ini karena masih banyak jalan yang perlu perbaikan," kata Agus yang juga bakal calon wakil gubernur Sulsel ini.

Wakil Ketua DPRD Sulsel Andi Akmal Pasluddin dan anggota badan anggaran DPRD Sulsel Buhari Kahar Mudzakkar juga menyoroti usulan pinjaman gubernur menjelang akhir periode itu.

"Ini meragukan, kenapa mau pinjam uang sebanyak itu pada akhir periode?, kasi jelas dulu, ini apa ini," kata Buhari.

Pansus peminjaman daerah diketuai anggota fraksi partai Golkar DPRD Sulsel Hoist Bachtiar dan beranggotakan 31 orang. Pansus peminjaman daerah muncul sekaitan niat gubernur pinjam uang.

Akademisi Dukung Sikap DPRD

Sorotan pansus terkait proses peminjaman dana tersebut mendapat dukungan kalangan akademisi. Alasannya, pinjaman tersebut tidak tepat dan tidak strategis karena dilakukan pada akhir periode gubernur.

"Jika pinjaman ini disepakati, berarti akan membebani ke gubernur terpilih periode berikutnya. Itu tidak tepat dan merusak sistem politik anggaran," kata dosen Fakultas Ekonomi Unhas, Abdul Rachman Alfarizi, Rabu, 19 September.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved