KPU Sulsel Temukan Laporan DP4 Pemprov Ganda
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan rekapitulasi Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) yang dilaporkan
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan rekapitulasi Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) yang dilaporkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel tidak akurat.
Hasil verifikasi ulang KPU Sulsel yang melibatkan masing-masing operator kabupaten/kota, menemukan adanya indikasi pemilih ganda. Bahkan, di beberapa kabupaten, termasuk Selayar, didapatkan lebih dari puluhan nama yang diduga bermasalah.
Divisi Data dan Teknis, KPU Sulsel, Ziaurrahman Mustari, mengungkapkan, verifikasi awal sementara yang dilakukan di aula KPU Sulsel, mulai kemarin, ada indikasi ganda di hampir semua kabupaten/kota.
"Jumlah pastinya yang diduga bermasalah itu sementara kita verifikasi. Besok kita rampungkan, dan bisa menyebut jumlah keseluruhannya," kata Ziaurrahman, di Kantor KPU Sulsel, Selasa (14/8/2012).
Berdasarkan hasil verifikasi awal, pemilih bermasalah tersebut, rata-rata memiliki kesamaan nama, alamat, nomor induk kependudukan, maupun umur. Sehingga operator lanngsung memberikan tanda khusus untuk dikroscek lebih lanjut.
Menurut Ziaur, hasil verifikasi awal jajarannya, selanjutnya akan ditindaklanjuti masing-masing kabupaten/kota untuk memutakhirkan secara detail melalui petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP).
"Semua tanda yang kita berikan di DP4 itu harus mendapat perhatian khusus PPDP untuk mengkroscek lebih lanjut. Kita target, penyusunan daftar pemilih, bisa rampung 10 September 2012 mendatang," Ziaur menambahkan.
Jumlah DP4 yang diserahkan Pemprov Sulsel sehari sebelumnya, mencapai angka 7,2 juta, atau naik sekitar 1,9 juta bila dibandingkan jumlah pemilih di Pilgub 2007 yang totalnya 5,5 juta.
Jumlah DP4 tersebut sekaligus berbeda dengan rujukan pengalokasian anggaran pilgub yang dilakukan Pemprov dan DPRD Sulsel selama ini yang berpatokan pada jumlah potensi wajib pilih sekitar 6,8 juta, atau bertambah sekitar 400.000.
Selisih angka yang meningkat drastis itu, sempat mendapat kritikan dari dua kubu pemenangan kandidat, yakni pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi, yang menuding ada dugaan manipulasi.
Hanya saja, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, yang tak lain kandidat incumbent membantah bila jajarannya melakukan manipulasi data. Menurut Syahrul, jajaran kerjanya sudah melakukan secara baik dan benar berdasarkan data kependudukan dan catatan sipil masing-masing kabupaten/kota.
Baca Juga: