Jumat, 3 Oktober 2025

Gunung Merapi Keluarkan Asap Pasca gempa

Gunung Merapi di Sleman, Provins

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Gunung Merapi Keluarkan Asap Pasca gempa
Setya Krisna Sumargo
Suasana di Gerbang Kinahrejo Kamis pagi

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sigit Widya

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (15/7/2012), pukul 19.45 WIB, Gunung Merapi di Sleman, Provinsi DIY, mengeluarkan asap pada pukul 18.10 WIB sampai pukul 18.15 WIB.

"Hasil pantauan dari Pos Selo, Boyolali, Jawa Tengah, keluar asap pada periode waktu tersebut. Peristiwa terjadi setelah terjadi gempa guguran pada pukul 18.01 WIB. Suara guguran juga terdengar dari Pos Babadan," jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada Tribun Jogja.

Dari Pos Selo, tinggi asap tampak setinggi 1.000 meter dari puncak, dengan arah bumbungan condong ke barat. Hujan abu tipis  teramati di sekitar Pos Babadan dan tercium bau belerang pada pukul 18.45 WIB.

"Informasi dari relawan Kompak (Merapi), hujan abu terjadi di Jurangjero, Srumbung, pada pukul 18.40 WIB," kata Sutopo. (tribunjogja.com)hujan abu

Laporan Wartawan Tribun Jogya / M Huda

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Aktivitas vulkanik kembali ditunjukkan Gunung Merapi. Salah satu gunung teraktif di dunia ini mengalami guguran besar pada Minggu (15/7) malam. Hal itu menyebabkan terjadinya hujan abu di sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten.

Petugas Pemantau Merapi di Pos Ngepos, Kecamatan Srumbung, Azwar Nur Munaji mengatakan, Merapi mengalami guguran besar pada pukul 18.02 WIB. Guguran vulaknik tersebut terdengar di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, Magelang, dan arahnya terdengar ke arah Sungai Senowo.

"Terjadi hujan abu agak kasar di sebagian wilayah Boyolali yaitu di Kecamatan Selo. Dan juga di wilayah Megalang yaitu di Kecamatan Dukun meliputi kawasan Babadan, Sewukan, dan Krinjing," katanya.

Namun begitu, dia mengatakan kondisi status Merapi tetap masih aktif normal. Selain guguran, tidak ada kejadian menonjol yang lainnya. Karena itu masyarakat diimbau tidak perlu khawatir berlebihan dan diminta beraktifitas seperti biasa.

Petugas Pemantau Merapi di Pos Balerante, Klaten, Agus Sarnyata mengatakan, hujan abu akibat guguran lava terjadi pukul 18.15 WIB. Hujan abu ini terasa di dua desa, yakni Desa Selo dan Desa Srumbung.

"Hujan abu terjadi setelah ada guguran lava serta embusan asap sulfatara berdurasi selama 5 menit dengan ketinggian mencapai 500 meter," ujarnya.

Dia menjelaskan, guguran lava dan asap terjadi beriringan. Pihaknya tidak dapat melihat visualnya karena kondisi puncak Merapi tertutup kabut tebal. Namun pihaknya mendengar suara gemuruh yang merupakan gemuruh guguran lava berupa material.

Agus menyatakan, dugaan sementara guguran itu merupakan sisa erupsi tahun 2010 lalu. Jarak pos pengamatan Balerante dari puncak Merapi sekitar 5,8 kilometer arah tenggara. Namun guguran mengarah ke sisi barat lereng Merapi yang merupakan hulu Sungai Senowo dan Lamat.

Sementara itu, Relawan Merapi dan juga Humas SAR Kabupaten Magelang, Ahmad Muslim mengatakan, terdapat satu pendaki Merapi yang mengalami patah tulang di pos dua Selo, Boyolali. Diduga pendaki tersebut panik dan berlari menyelamatkan diri sehingga kecelakaan.(ing)

Berita Terkait :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved