Sabtu, 4 Oktober 2025

Dukun Ponari Mengulang Kelas VI setelah 7 Bulan DO

Kami beli dalam beberapa tahap. Kalau ditotal uang yang kami keluarkan untuk sawah dan pekarangan itu

zoom-inlihat foto Dukun Ponari Mengulang Kelas VI setelah 7 Bulan DO
surya/sutono
TUAH - Ponari (tengah) dirubung siswa SMP dan orangtua murid yang meminta tuah, Jumat (22/4).
JOMBANG - Masih ingat Ponari (13), warga Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, yang populer dengan batu petirnya? Setelah tujuh bulan drop out (DO) hingga dinyatakan tak lulus, tiba-tiba dia kembali masuk kelas VI di SDN I Balongsari, Senin (9/7/2012). Kemunculan Ponari di sekolah tentu saja mengherankan. Sebab, banyak orang mengira si 'dukun cilik' itu sudah tidak mau bersekolah lagi. Ini karena sudah tujuh bulan Ponari tak lagi menginjakkan kaki di sekolah. Bahkan, Mei 2012, dia juga tidak mau mengikuti Unas. Karena itulah ia dinyatakan tidak lulus. Tapi, Senin kemarin, tiba-tiba ia muncul kembali di sekolah. Ada apa? Saat bertandang ke rumah Ponari, Selasa (10/7/2012) siang, Wartawan Harian Surya hanya ditemui sang ibu, Ny Mukharomah (32). Ponari masih di sekolah, sedangkan ayahnya, Khomsin (45) sedang mengairi sawah. Ponari, kata sang ibu, tidak bersekolah sejak November 2011, usai mengikuti ulangan atau ujian semester pertama. "Ari (panggilan Ponari) pernah minta pindah sekolah di Malang, di rumah budenya. Namun, saya tolak, karena jauh. Lagipula, dia masih kecil. Bisa saja karena itu dia lalu mogok, tak mau sekolah,” tutur Ny Mukharomah. Tapi, bagi Heri Purnomo, guru Ponari di Kelas VI SDN I Balongsari, menduga Ponari enggan bersekolah karena sudah tak mampu mengikuti pelajaran lantaran kesibukan melayani pasien dan bermain. "Karena merasa bebannya sangat berat, dia jadi malas bersekolah, apalagi dia bukan tergolong anak pandai,” kata Heri yang senang saat melihat Ponari kembali bersekolah. Ny Mukharomah sendiri mengaku heran saat melihat anaknya tiba-tiba mau bersekolah lagi. Sebab, sebelumnya sudah dibujuk rayu dengan berbagai cara tapi tetap menolak sekolah. “Mungkin sudah bosan karena kegiatannya selama ini hanya bermain,” kata Ny Mukharomah. Selama tujuh bulan tidak bersekolah, Ponari hanya bermain bersama teman-teman sekampung di sungai dan bermain PlayStation (PS) di rumah. Saat sukses menjadi dukun cilik, setelah menemukan batu petir yang diyakini bisa menyembuhkan aneka penyakit, Ponari memang dibelikan PS, ponsel, dan juga pesawat televisi berukuran besar. Barang-barang elektronik itu dibeli setelah keluarga Ponari yang semula hidup pas-pasan sebagai buruh tani itu, lantas kebanjiran 'pasien'. Setiap hari, rata-rata 5.000 orang antre untuk mendapatkan air yang sudah dicelup batu sakti sekepal tangan bayi. Batu cokelat itu ditemukan Ponari saat kehujanan di tengah petir menggelegar, 17 Januari 2009. Dari melimpahnya pengunjung, meskipun Ponari tidak pernah mematok tarif, rezeki pun mengalir deras. Dalam waktu singkat sebuah rumah pun dibangun. Rumah tembok bercat biru dan cokelat, dengan keramik didominasi warna cokelat itu berdiri paling mentereng di antara rumah-rumah tetangga. Padahal, sebelumnya, rumah itu hanya dari anyaman bambu dengan lantai tanah. Selain rumah, orang tua Ponari juga membeli sawah dan pekarangan dengan uang imbalan pengobatan batu sakti Ponari. Total luas sawah dan pekarangan yang dimiliki keluarga Ponari kini sekitar 3 hektare. “Kami beli dalam beberapa tahap. Kalau ditotal uang yang kami keluarkan untuk sawah dan pekarangan itu mendekati satu miliar rupiah. Kami memang membeli sawah dan pekarangan karena kami ini petani. Kalau untuk modal usaha, kami takut malah rugi karena kami tidak punya bakat,” kilah Ny Mukharomah. Gaya hidup keluarga Ponari pun berubah. Setiap hari, baik Ponari maupun kedua orang tuanya hampir tidak pernah lepas dari ponsel. Berangkat sekolah pun, kalau dulu naik sepeda pancal bersama teman-teman, kini diantar-jemput Khomsin, ayahnya, menggunakan Honda Supra hitam nopol S 5460 YG. Di bawah pelat nomor itu tercetak huruf timbul berbunyi M Ari (merupakan panggilan akrab Ponari). Belakangan, Ponari tak hanya main game di ponsel, namun juga dengan PS. (Bersambung)
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved