Jumat, 3 Oktober 2025

Dua Pedagang Tewas Disambar Bus

Dua orang dipastikan tewas, akibat insiden tersebut.

TRIBUNNEWS.COM,TULUNGAGUNG - Bus Gunung Harta DK 9144 GH menabrak deretan pedagang kaki lima Pasar Ngunut, Kamis (5/7/2012) malam. Diperkirakan, sejumlah orang tewas akibat kecelakaan tersebut.

Edi Supomo (59) mengatakan, sekitar pukul 23.00 wIB, ia melihat bus tersebut melaju dengan kecepatan sekitar 60 km/jam, dari arah Malang ke Tulungagung. Sesampai di pertigaan Polsek Ngunut, bus mendadak oleng ke kanan dan langsung menabrak sekitar 7 warung kaki lima, yang menjual makanan tepat di sisi utara jalan Pasar Ngunut.

Dua orang dipastikan tewas, akibat insiden tersebut.

Evakuasi korban sempat berjalan alot, karena tubuhnya terhimpit bangkai mobil penjual buah yang ringsek. Setelah dua jam lebih, sesosok tubuh perempuan berhasil dikeluarkan dari kolong bus.

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tulungagung, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Satria Permana, satu korban lainnya telah lebih dulu dibawa ke RSUD dr Iskak. Namun identitas kedua korban belum diketahui. Diduga korban terakhir adalah penjual buah yang biasa mangkal dengan sebuah mobil pickup.

"Ada dua orang yang dipastikan meninggal, tapi identitasnya belum kami ketahui. Kedua jenazah dibawa ke kamar mayat RSUD dr Iskak," terangnya.

Selain dua korban meninggal dunia, dua lainnya dalam keadaan luka berat. Sementara 5 orang mengalami luka ringan. Para korban dibawa ke dua rumah sakit terdekat di Kecamatan Ngunut.  Polisi juga telah mengamankan sopir dan kernet bus ke Polres Tulungagung.

Masing-masing Subekhan Zaenal Efendi (39) asal Malang dan Agus Muliadiman (27) asal Jembrana, Bali.

"Sopir dan kernet sudah kami amankan, dan langsung kami mintai keterangan di Polres Tulungagung," tambah Satria.

Bus nahas tersebut merupakan bus pariwisata yang melayani perjalanan reguler dari Tulungagung ke Bali dan sebaliknya. Satria menambahkan, dari hasil olah TKP sementara, dipastikan bus melaju dengan kecepatan tinggi.  Bahkan sebuah mobil pickup pun remuk tak berbentuk karenanya. Diduga sopir dalam keadaan ngantuk sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraan.

"Dugaan kami, sopir melaju dengan kecepatan tinggi dalam kondisi ngantuk. Tapi untuk memastikan, kami juga akan lakukan tes urine, darah dan kadar alkohol lewat nafas," ujarnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved