Jumat, 3 Oktober 2025

Bidan di Wulandoni Tewas Bunuh Diri

Diduga kelebihan mengonsumsi berbagai obat generik, Lidya Natalia Plewang (30), Bidan Pustu Wulandoni, Kecamatan Wulandoni,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Bidan di Wulandoni Tewas Bunuh Diri
net
ilustrasi

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Felix Janggu

TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA--Diduga kelebihan mengonsumsi berbagai obat generik, Lidya Natalia Plewang (30), Bidan Pustu Wulandoni, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Minggu (24/6/2012), tewas bunuh diri. Lydia sempat dilarikan ke rumah sakit umum Lewoleba, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Informasi yang diperoleh Pos Kupang, Selasa (26/6/2012), aksi nekat Lydia itu dipicu oleh persoalan rumah tangga dengan suaminya yang bernama Wenseslaus Mayong (30), mantri di unit bedah  RSUD Lewoleba.

Diinformasikan bahwa penyebab kematian adalah persoalan rumah tangga. Namun tidak diketahui rincian penyebab Lydia nekat bunuh diri. Saat dilarikan suami dan keluarga ke RSUD Lewoleba, kondisi Lydia sudah gawat. Mulutnya berbusa dan keluar darah dari hidung dan mulut.

Seorang perawat yang enggan menyebutkan namanya  di UGD RSUD Lewoleba mengatakan, saat dibawa ke UGD, bidan Lydia sudah dalam kondisi tidak bernyawa. "Dia tiba sudah tidak bernyawa. Suaminya bilang, istrinya itu tiba-tiba pingsan dan mulutnya keluar busa," kata perawat yang jaga hari itu.

Direktur RSUD Leoleba, dr. Geril Huar Noning, membenarkan  bidan Lydia telah  menenggak segumpal obat-obatan dan mengalami over dosis. "Bidan Lydia terlambat dibawa ke RS dan karenanya nyawanya tidak tertolong lagi," ujarnya.

Rekan sejawat Lydia mengaku, bidan Lydia diduga kuat nekat mengakhiri hidupnya karena persoalan rumah tangga.
"Suami bidan Lydia, kami sering panggil Wens Kopong, terkenal masuk kerja sesuka hati. Bidan Lydia bekerja di Pustu Wulandoni sementara Wens Kopong bekerja pada unit bedah RSUD Lewoleba. Bidan Lydia meninggalkan dua anaknya dan seorang suami," kata mereka.

Sebelum dibawa ke Maumere Selasa (25/6/2012), jenazah Lydia disemayamkan di rumah kediaman mereka di Kota Baru. Dengan iring-iringan kendaraan medis, puluhan teman kerjanya menghantar jenazah Lydia ke Pelabuhan Lewoleba untuk selanjutnya dibawa ke kampung halamannya di Kota Maumere.

Sedangkan suaminya berasal dari Tokojaeng, Kecamatan Ile Ape. Alamarhumah meninggalkan dua anak, satu di Lewoleba dan satunya lagi Maumere.

Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Apalagi dia seorang bidan dan PNS.
Mewakili pemerintah daerah, Viktor Mado Watun menyayangkan terjadinya peristiwa itu. Karena itu, ke depan, semua PNS di lingkup Setda Lembata untuk tidak menutup masalah, tetapi selalu membuka persoalan keluarga kepada atasan.

Wakil Bupati sendiri membuka ruang bagi PNS untuk berkonsultasi jika ada persoalan yang menimpa. "Kita imbau kepada semua PNS untuk membuka diri. Sampaikan permasalahan yang dihadapi kepada atasan," kata Mado Watun. *

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved