Pendemo di DPRD dan Pemkab Pamekasan Bentrok dengan Polisi
sehingga pengunjuk rasa berteriak histeris dan mundur
TRIBUNNEWS.COM,PAMEKASAN- Unjuk rasa masyarakat Desa Pandan, Kecamatan Galis, Pamekasan,J awa Timur ke kantor DPRD dan kantor Pemkab Pamekasan, diwarnai bentrok, antara pengunjuk rasa dengan aparat Polres Pamekasan, Jumat (22/6/2012).
Pengunjuk rasa berjumlah puluhan yang terdiri wanita dan mahasiswa itu, bentrok lantaran berusaha menerobos barisan aparat, mereka berkeingin menemui Bupati Pamekasa, Khalilurrahman di ruang kerjanya dilantai atas.
Saat itu, pengunjuk rasa yang membawa sebuah pukat harimau diusung tinggi-tinggi lalu terlibat saling dorong dan baku hantam antara pengunjuk rasa dengan aparat, sehingga pengunjuk rasa berteriak histeris dan mundur.
Namun petugas mencegah lantaran saat itu pengunjuk rasa sudah ditemui Asisten Sekdakab, Iskandar.
“Saya tidak mau bertemu Pak Iskandar, karena bapak tidak mungkin bisa memberikan keputusan yang kami minta, kata coordinator lapangan, Saleh Effendi, dengan suara lantang, menggunakan pengeras suara.
Bentrok itu pun segera berakhir, setelah Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarisman, yang berada di tengah-tengah pengunjuk rasa berusaha menenangkan mereka.
Unjuk rasa diawali di kantor DPRD Pamekasan itu, mereka menolak rencana alih fungsi 2 waduk dan bosem di Desa Pandan, Kecamatan Galis, yang selama ini dijadikan tempat tambak udang dan penangkapan ikan, mau dijadikan lahan rumput laut oleh PT Garam, yang sekarang alih fungsi itu sudah digarap.
Menurut Saleh Effendi, jika bosem dan waduk itu dijadikan lahan rumput laut, maka selama ini masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada tambak udang dan kolam ikan, akan kehilangan nafkah.
“Kami minta jangan biarkan investor masuk ke Pandan, merusak dan menguburkan mata pencaharian masyarakat di sana. Karena hasil budi daya laut itu, hanya dinikmati oleh investor, sedang masyarakat menganggur dan kelaparan.