Guru SD Gantung Diri

Laporan wartawan Tribun Timur / Mahyuddin

TRIBUNNEWS.COM WATAMPONE-Seorang guru tingkat sekolah dasar (SD)ditemukan tewas gantung diri pada sebuah batang pohon jambu mente di kebun miliknya, Kamis (13/6) pagi. Korban ditemukan tergantung pada seutas tali dengan mengenakan baju dalam putih dan sarung.

Supriadi (58) warga Dusun Teko, Desa Tanete Harapan, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Ia merupakan guru SD 200 Lompu yang memiliki dua putri anak yang sedang duduk di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Makassar dan Jakarta. Adapun istrinya telah meninggal setahun lalu.

Tidak ada yang mengetahui motif bunuh diri guru yang dikenal baik di tempat kerjanya tersebut namun sejumlah pihak keluarganya menduga korban sakit hati dengan sikap kedua putrinya yang kurang memperhatikannya lantaran tidak pernah menginap di rumahnya saat pulang kampung. Padahal Supriadi sejak beberapa bulan lalu baru mengisi kediaman barunya.

Menurut saudari korban Syamsiar,
Sebelum melakukan aksinya, korban ke rumah orang tuanya untuk meminta maaf. Hal serupa juga dilakukannya terhadap saudara dan saudarinya. Supriadi bahkan menitipkan sejumlah uang
ke saudarinya untuk biaya kedua putrinya.

"Saya melihat saudara saya itu masuk kamar namun saat saat masuk kamarnya ia sudah tidak ada hingga saya mencarinya di kebun belakang rumah," ungkap Syamsiar.

Kepala Kepolisian Sektor Cina AKP Amran menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan tersebut namun belum mengetahui motif dari gantung diri tersebut . Ia juga menyebutkan, bahwa Supriadi sebelumnya telah meminta izin di sekolahnya untuk tidak masuk kerja di hari ia ingin menggantung diri. Korban ditemukan

"Kami telah mengembalikan jenazah korban ke pihak keluarganya untuk dikebumikan," jelas Amran. (Yud)