Arkeolog Temukan Benteng Candi
Diduga Ada Peradaban China di Medan Pada Abad 11
Arkeolog dari Efeo.FR atau Lembaga Penelitian Timur Jauh Prancis, Daniel Perret yang juga turut dalam melakukan

Laporan Wartawan Tribun Medan, M Azhari Tanjung
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Arkeolog dari Efeo.FR atau Lembaga Penelitian Timur Jauh Prancis, Daniel Perret yang juga turut dalam melakukan aksi ekskavasi bangunan yang diduga candi di Kelurahan Payah Pasir, Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara, belum bisa memastikan apakah yang digali tersebut yang ditemukan candi, merupakan candi peninggalaln dari abad ke 10.
“Apakah itu candi, belum bisa saya pastikan, soalnya perlu waktu yang lama atau sekitar 5 sampai 10 tahun untuk menyelesaikan penggalian dan menganalisis,” katanya, Kamis (23/2/2012).
Ia sendiri yang baru mulai menggali atau meneliti situs Kota Cina Payah Pasir sejak tahun 2011 di luas lahan sekitar 25 H. Sejauh ini sambungnya, selain serpihan tembok yang diduga candi, juga ditemukan tembikar, keramik dan juga tulang hewan.
“Saat ini yang menjadi kendala penelitian, pembebasan lahan masyarakat, dan saya rasa perlu untuk meneliti tentang keberadaan kota cina yang mungkin telah ada sejak abad ke 10,” terangnya
Daniel mengatakan, baru dimulainya penggalian tersebut sejak tahun lalu, berdasarkan hasil survei mereka yang dilakukan pada tahun lalu. Di mana dugaannya diperkuat dengan adanya penemuan indikasi barang –barang antik yang naik ke atas tanah.
“Untuk penggaliannya diperlukan waktu 5 tahun dan untuk penelitiannya dan aanalisis dari tahun barang-barang yang ditemukan juga memakan waktu 5 tahun, jadi perlu waktu yang panjang,” terangnya.
Dan saat ini baru 100 meter persegi yang digali.
Hal senada juga diucapkan Heddi Surahman, dari penilitian Puslitbag Arkenas Jakarta yang juga turut dalam penggalian kota cina tersebut, dirinya mengatakan masih terus melakukakn penggalian. “Untuk menyimpulkan perlu waktu yang lama dan saat ini kita fokus akan penggaliannya saja ,” terangnya.