Casa Medan ke Kutacane Jatuh
80 Persen Korban Tewas Akibat Benturan
Penyebab kematian korban jatuhnya pesawat, katanya, karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ahli forensik RSUP HAM Medan, dr Mistar Ritonga SpF menyebutkan, autopsi terhadap jenazah pilot pesawat Casa 212-200 dilakukan untuk kepentingan penyidikan.
"Ini dilakukan untuk kepentingan penyidikan penyebab kecelakaan, apakah karena human error (kesalahan manusia, red) dan lain sebagainya. Ini diperlukan untuk pertangungjawaban penyidikan," ujarnya didampingi tim identifikasi Poldasu di ruang Instalasi Jenazah RSUP HAM.
Penyebab kematian korban jatuhnya pesawat, katanya, karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang dan retak tulang tengkorak. "Hampir rata sekitar 80 persen dari penumpang pesawat terjadi karena benturan," ungkapnya.
Disinggung apakah 20 persen lagi dari penumpang pesawat masih dapat dikatakan hidup setelah terjatuh, Mistar Ritonga belum dapat memastikan, sebab 17 jenazah tidak dilakukan autopsi.
"Kondisinya tidak rusak dan mudah diidentifikasi (ditandai, red) oleh keluarga, hanya saja kondisi jenazah sudah terjadi proses pembusukan," ujarnya.
Proses pembusukan, katanya, mulai timbul 12-24 jam. Namun hal itu harus dilihat dari jenis kelamin, penyakit yang diidap, bekas luka dan alam. "Dari proses pembusukan jenazah korban sudah membengkak diatas satu centimeter," ungkapnya. (*)