Sabtu, 4 Oktober 2025

Casa Medan ke Kutacane Jatuh

Dua Jenderal Pimpin Proses Evakuasi Korban Pesawat Jatuh

Dua anggota tim penyelamat kecelakaan pesawat Casa 212-200 milik Nusantara Buana Air (NBA) yang jatuh di perbukitan

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Dua Jenderal Pimpin Proses Evakuasi Korban Pesawat Jatuh
Tribun Medan/Dedy Sinuhaj
Sebuah helikopter yang dipersiapkan untuk melakukan evakuasi terhadap korban kecelakaann pesawat terbang yang jatuh di hutan tiba di lapangan bola kaki SMP Negeri 1, Bahorok,Langkat,Sumut, Jumat (30/9). (Tribun Medan/Dedy Sinuhaji)

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Rahmad Wiguna

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Dua anggota tim penyelamat kecelakaan pesawat Casa 212-200 milik Nusantara Buana Air (NBA) yang jatuh di perbukitan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berhasil menembus lokasi jatuhnya pesawat, Jumat (30/9/2011) sekira pukul 16.00 WIB.

Namun upaya penyelamatan itu tertahan di ketinggian 300 meter karena terhalang cuaca buruk dan medan yang sangat terjal.

Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo mengungkapkan, sejak Jumat (30/9/2011) pagi pihaknya terus berupaya menembus lokasi jatuhnya pesawat itu dengan mengerahkan dua helikopter yang mengangkut 12 personel.

Namun karena kondisi alam yang sangat tidak mendukung, tim tersebut hanya menurunkan dua personel, terdiri dari satu anggota Paskhas TNI AU dan seorang anggota Brimob Polda Sumut.

“Helikopter itu langsung balik ke Medan untuk menunggu perkembangan dari dua anggota tadi,” kata Daryatmo di Posko SAR Medan, Jalan Adi Sucipto, Medan Polonia, Jumat (30/9/2011) petang.

Ia menyebutkan, kedua anggota itu sudah cukup mendekati bangkai pesawat. Tapi karena medan yang cukup terjal, ditambah tingginya kecepatan angin, membuat pergerakan kedua anggota tim penyelamat itu tak bisa bergerak leluasa.

“Itu bukan pekerjaan yang mudah, apalagi mereka membawa chinsaw, logistik, dan perlengkapan radio satelit,” kata Daryatmo.

Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas Marsekal Pertama Sunarbowo Sandi menambahkan, kedua anggota tim penyelamat itu juga ditugasi untuk membuat helipad agar mudah didarati helikopter yang dikerahkan pada Sabtu (1/10/2011) besok.

Kendala lain yang dihadapi tim penyelamat adalah tidak adanya persediaan helikopter di SAR Medan.

“Helikopter itu kami datangkan dari Pekanbaru, Tanjungpinang, dan satu lagi dari perusahaan swasta di Medan. Total ada empat helikopeter yang dikerahkan,” ujarnya.

Sunarbowo meluruskan isu yang menyebutkan adanya hubungan telepon antara pilot pesawat itu dengan pihak Nusantara Buana Air (NBA), Jumat (30/9) siang seperti yang diberitakan salah satu media nasional.
Berdasarkan hasil konfirmasi pihaknya ke Kementerian Komunikasi dan Informasi, alat komunikasi tidak bisa berfungsi di wilayah itu.

“Yang bisa hanya telepon satelit, itulah yang kami bekali kepada anggota di lokasi. Dan sampai sekarang tidak ada keterangan resmi dari NBA,” tandasnya.

Disinggung kemungkinan adanya korban selamat, Sunarbowo maupun Daryanato sepakat untuk tidak mau terlalu memberikan jawaban.
Mereka berdalih ingin menjaga mental dan perasaan keluarga korban yang terus memantau perkembangan proses evakuasi itu.

Meski begitu, kedua jenderal angkatan udara itu berharap dan berdoa agar seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 18 orang itu dalam keadaan sehat.

”Dan kami sudah mengantisipasi hal itu dengan membekali tim penyelamat dengan bahan makanan. Ya untuk tim penolong, juga untuk korban,” ucap Sunarbowo.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved