Gempa Singkil
Korban Gempa Masih Tidur Menumpang di Rumah Tetangga
Brigjen Nainggolan yang turun bersama rombongan, mengatakan perlu dimaklumi, korban gempa yang menumpang di rumah saudara atau tetangga
TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM – Meskipun hingga kini tidak ada masyarakat Kota Subulussalam yang menjadi korban gempa tinggal di tenda pengungsian, pemerintah harus tetap memperhatikan kebutuhan hidup mereka.
Hal itu disampaikan Brigjen TNI DMP Nainggolan, Direktur Bantuan Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, dalam rapat koordinasi dengan jajaran Muspida Kota Subulussalam, Kamis (8/9/2011).
Brigjen Nainggolan yang turun bersama rombongan, mengatakan perlu dimaklumi, korban gempa yang menumpang di rumah saudara atau tetangga. Sebab, katanya, sudah lazim, sebagai tamu walaupun di rumah sanak keluarga jika hingga berbulan akan ada perasaan tidak enak menyangkut biaya hidup sehari-hari.
”Memang korban gempa di Subulussalam menumpang di rumah famili atau tetangga, semua sudah mafhum, yang namanya menumpang, sebagai tamu itu kalau satu dua hari tidak masalah tapi kalau sampai sebulan, pasti akan ada masalah, jadi ini perlu diperhatikan,” kata Nainggolan.
Dalam kunjungannya ke Subulussalam, Nainggolan menyalurkan bantuan tanggap darurat senilai Rp 200 juta untuk para korban bencana alam gempa bumi di Kota Subulussalam. Bantuan dalam bentuk cek tersebut diterima wali Kota Subulussalam Merah Sakti dengan disaksikan unsur muspida setempat.
Selain itu, Wali Kota Subulussalam juga menerima secara simbolis bantuan Dinas Sosial Aceh,yang diserahkan Kadissos Aceh Nasir Gurumud. Hadir pula dalam kesempatan itu, Kapolres Aceh Singkil AKBP Helmi Kwarta KPR, Dandim 0109 Aceh Singkil Letkol Inf Afson R Sirait, Sekdako, BNPB Pusat, TRC dan Dissos Subulussalam.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 6,7 SR yang berpusat di Singkil lebih berdampak di kota Subulussalam. Selain fasilitas umum dan korban jiwa, ribuan rumah dilaporkan rusak berat dan ringan termasuk sekolah, jalan Negara, rumah sakit, masjid dan kantor pemerintahan.
Namun sejauh ini, warga yang rumahnya tidak bisa ditempati baik yang runtuh atau rusak berat mengungsi ke rumah famili atau tetangga terdekat. Seperti yang diakui Amir Musdik (28) penduduk Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri. Rumah Amir yang rusak akibat guncangan gempa berkekuatan 6,7 SR kini tidak lagi dapat dihuni hingga keluarga ini mengungsi ke rumah pamili.
“Tadi malam kami menumpang di rumah famili karena rumah saya itu sudah tidak bisa dihuni,” ujar Amir. (*)