Gempa Singkil
230 Murid SD di Subulussalam Terpaksa Belajar di Tenda
Sebanyak 230 murid di dua Sekolah Dasar (SD) di Kota Subulussalam, Kamis (8/9/2011) terpaksa belajar di tenda

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Khalidin
TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM - Sebanyak 230 murid di dua Sekolah Dasar (SD) di Kota Subulussalam, Kamis (8/9/2011) terpaksa belajar di tenda dan bangunan penjemuran batu bata karena gedung sekolahnya rusak berat akibat guncangan gempa berkekuatan 6,7 skala richter (SR).
Kedua Sekolah tersebut adalah SDN Pasir Panjang, Kecamatan Simpang Kiri dan SDN 2 Runding, Kecamatan Runding. Di SD Negeri Pasir Panjang misalnya, sebanyak enam unit tenda bantuan Dinas Sosial Kota Subulussalam dibangun untuk menampung 175 murid.
Sejumlah murid yang ditanyai mengaku kurang nyaman belajar di tenda karena selain panas, saat hujan basah dan menimbulkan becek. Tak hanya itu, letak sekolah yang berada di tepi jalan menimbulkan kebisingan.
”Tapi kalau digedung kami takut roboh,” kata Hayati Putri murid kelas V SDN Pasir Panjang.
Sementara di SDN 2 Runding, sebanyak 55 murid yang terdiri dari kelas V dan VI belajar di luar gedung. Pihak sekolah memanfaatkan sebuah bangunan penjemuran batu bata milik salah seorang warga. Bangunan berukuran 3 X40 meter itu dipinjam untuk sarana belajar mengajar.
Pihak sekolah memasang plastik di sekeliling bangunan agar murid tidak terlalu terganggu. ”Karena tenda belum dipasang, mungkin hari ini baru dipasang,” terang Karyandi Kepala Sekolah SDN 2 Runding.
Selain dua lokal bangunan yang dinilai rawan, Karyandi juga menyampaikan sekurangnya 40 meter dari 200 rentang panjang pagar sekolah yang baru dibangun tahun ambruk. Namun pagar tersebut masih merupakan tanggungjawab pemborong lantaran belum diserahterimakan kepada pihak sekolah. (*)