Kamis, 2 Oktober 2025

Gunung Soputan Meletus

Diterjang Abu Soputan, Petani Salak Merugi Rp 30 Miliar

Petani salak Johny Lasender mengaku minimal satu bulan ke depan, tak ada salak yang bisa dijual dan di usahakan.

Editor: Yudie Thirzano
zoom-inlihat foto Diterjang Abu Soputan, Petani Salak Merugi Rp 30 Miliar
TRIBUNMANADO/QUIN SIMATAUW
Areal salak Pangu di Minahasa Tenggara (Mitra) rusak berat dan dipastikan agal panen akibat diterjang abu vulkanik Gunung Soputan, Minggu (3/7/2011)

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Johny Lasender (54) putus asa dan sedih melihat ribuan salak gagal panen akibat semburan abu vulkanik Gunung Soputan, Minggu (3/7/2011). Ia kebingungan memberi makan keluarga dan mengusahakan lahan pertaniannya.

Johny memastikan minimal satu bulan ke depan, tak ada salak yang bisa dijual dan di usahakan. Itu artinya Johny harus memutar otak untuk mengusahakan dapurnya tetap menyala. Johny adalah satu di antara ribuan petani salak yang terdapat di Pangu Raya, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) yang terbagi atas 3 desa. Johny memperkirakan panen salak di Pangu mencapai 20 ton per dua minggu.

"Ribuan hektar salak pangu kami hangus terkena abu vulkanik, kalau dihitung kasar ada sekitar 2.000 petani di sini yang mengalami total kerugian berkisar lebih dari Rp 30 Miliar," keluhnya kepada Tribun Manado, Senin (4/7/2011).

Jika anda melewati jalan utama Pangu, memang bisa melihat di kanan kiri jalan terdapat pohon-pohon salak yang rusak, tetapi ternyata itu belum seberapa karena di balik perumahan warga, terdapat 3 gunung areal salak milik warga.

"Lihat saja di belakang rumah kami itu semuanya areal salak, kalau dari sini hanya terlihat satu gunung, di belakangnya masih ada lagi 2 gunung areal salak Pangu, ribuan hektar jumlahnya," jelas Johny.

Penjelasan Johny diamini Marthen dan Yeni sang tetangga. Pasangan petani salak ini mengaku kehilangan sekitar 3.000 pohon salak di areal perkebunannya yang seluas 1 hektar. "Areal 1 hektar kami sekitar 2500 - 3000 pohon, semuanya rusak, belum lagi areal lainnya, mungkin kami rugi sekitar Rp 50 juta," ungkap Marthen sang suami yang diiyakan Yeni sang istri.

Johny, Marthen dan Yeni mengaku belum ada bantuan selain masker dari Pemkab Mitra. Mereka hanya bisa merelakan ribuan pohon salaknya hangus dan mengalami gagal panen untuk periode mendatang dan membutuhkan waktu lebih kurang 1 bulan untuk peremajaan dan penanaman kembali.

Disinggung bantuan, ketiganya mengaku membutuhkan berbagai keperluan selain pupuk, alat berat, makanan dan bantuan lainnya. "Memang abu vulkanik bisa jadi pupuk tapi lama, otomatis

kami butuh berbagai alat pertanian termasuk alat berat, uang juga kami harapkan karena persediaan mata pencaharian kami hilang untuk sekitar sebulan ke depan," tambah Johny.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved