Ramadan 2025
Khutbah Jumat 14 Maret 2025 Pertengahan Ramadhan: Menjaga Konsistensi Ibadah
Berikut ini naskah khutbah Jumat 14 Maret 2025 di pertengahan bulan Ramadhan. Khutbah Jumat kali ini berjudul "Menjaga Konsistensi Ibadah".
Ada beberapa tips untuk merawat semangat ibadah saat Ramadhan, di antaranya yang pertama adalah hindari makan terlalu kenyang. Sudah menjadi kebiasaan, waktu berbuka puasa seolah menjadi momen “balas dendam” setelah seharian penuh menahan lapar dan dahaga.
Segala rupa hidangan disajikan di meja makan. Selesai buka puasa perut kekenyangan sehingga menyebabkan malas bergerak, termasuk untuk beribadah.
Inilah penyebab umum malas beribadah, terutama shalat tarawih, yang dialami banyak orang saat Ramadhan.
Makan terlalu kenyang merupakan bentuk perilaku berlebihan yang dilarang oleh agama. Allah SWT berfirman,
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Artinya, “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf [7]: 31).
Ayat ini secara tegas melarang kita untuk bertindak berlebihan.
Sesuatu yang baik akan mengundang petaka jika dilakukan melampaui batas.
Dalam konteks Ramadhan, makan terlalu berlebihan bisa menyebabkan kita tertinggal banyak kesempatan ibadah yang balasan pahalanya berkali-kali lipat dibanding pada bulan-bulan lainnya.
Terkait batas konsumsi makanan yang ideal, Rasulullah SAW juga pernah bersabda,
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Artinya, “Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR At-Tirmidzi).
Menguatkan hadits di atas, Imam Syafi’i juga pernah menyampaikan,
الشَّبْعُ يُثْقِلُ الْبَدَنَ، وَيُقْسِي الْقَلْبَ، وَيُزِيْلُ الْفِطْنَةَ، وَيُجْلِبُ النَّوْمَ، وَيُضْعِفُ صَاحِبَهُ عَنِ الْعِبَادَةِ.
Artinya, “Makan terlalu kenyang membuat berat badan naik, menjadikan hati keras, menghilangkan kecerdasan, menyebabkan kantuk, dan menjadikan malas beribadah.” (Abu Nu’aim al-Ashfihani, Ḥilyatul Auliyā, 1988: juz, h. 127).
Menurut Imam al-Ghazali, tujuan utama puasa adalah untuk mengendalikan syahwat dengan cara membatasi konsumsi makanan. Jika berbuka puasa berlebihan, berarti telah mengabaikan tujuan inti tersebut.
Makan terlalu kenyang akan mengaktifkan syahwat, jika syahwat aktif maka setan mudah masuk ke dalam tubuh, jika setan masuk maka akan menjerumuskan ke dalam berbagai perbuatan maksiat.
Al-Ghazali menyebut, “Orang yang makan terlalu kenyang saat berbuka puasa tak ubahnya arsitek andal yang membangun gedung megah dengan susah payah, tapi kemudian ia robohkan sendiri.” Gedung megah yang dimaksud adalah ibadah puasa. (Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Iḫyā Ulūmiddīn, 2016: juz I, h. 318-319).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.