Eksklusif Tribunnews
Pengurus Masjid Agung Rusia Kehilangan Kebersamaan Saat Berbuka Puasa
Dirinya sempat menuntut ilmu di Indonesia selama beberapa tahun sebelum akhirnya pulang ke negara asal.

Kami masih bisa menyiarkan khutbah jumat secara online sehingga warga kemudian bisa menjalankan salat zuhur di rumah. Kami tetap berkomunikasi melalui aplikasi Zoom, karena kami mengerti dan bertanggung jawab untuk tetap di rumah.
Daripada itu, ada sejumlah relawan yang siap membantu mengirimkan makanan kepada yang membutuhkan, terutama orangtua tunggal, lansia. Memang beberapa orang tengah berada dalam situasi sulit sekarang.
Sudah berapa lama Anda bekerja di Dewan Mufti Rusia?
Saya sudah bekerja di Dewan Mufti Rusia departemen internasional selama hampir dua tahun.
Anda menyebut adanya beberapa relawan yang meringankan beban warga.
Bagaimana soal bantuan yang datang dari pemerintah Rusia sendiri untuk masalah Covid-19 ini?
Pelayanan warga di pemerintahan sudah membengkak dan tidak siap untuk situasi seperti ini. Saya kasih contoh, jika kamu ingin mendapatkan uang sebagai pengangguran, kamu harus mendaftar ke badan kepegawaian. Namun, mereka bekerja sangat lambat dan tidak efisien.
Di Moskow, sudah dijanjikan bahwa siapa pun yang bekerja paling tidak selama 60 hari pada 2020, akan mendapatkan tunjangan tunai. Kalau Anda tidak bekerja, makin kecil tunjangan Anda.
Baca: Update Corona Global 1 Mei 2020: Kasus di Rusia Melonjak 7,9 Ribu, Tembus 114 Ribu Pasien
Selain itu, jika kamu kehilangan pekerjaan, beberapa bank di sini bisa membantu atau bahkan membekukan rekening bankmu.
Dari pengalaman Anda, berapa banyak uang yang akan didapat dari bantuan pemerintah Rusia?
Dari informasi yang saya dapat di situs resmi, biasanya per orang dapat sekitar 200-260 dollar (asumsi kurs 1 dollar=74,65 rubel, maka per orang dapat sekitar 14.900 - 19.370 rubel).
Namun saya tidak tahu apakah ada orang yang benar-benar mendapatkannya, kadang situsnya tidak bekerja sama sekali.