Eksklusif Tribunnews
Pengurus Masjid Agung Rusia Kehilangan Kebersamaan Saat Berbuka Puasa
Dirinya sempat menuntut ilmu di Indonesia selama beberapa tahun sebelum akhirnya pulang ke negara asal.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Menjalani puasa ramadan di Rusia selama pandemi corona membuat Artur Gubaydulin (31) merasa kehilangan dulunya pernah dia rasakan. Artur merupakan warga muslim Rusia bekerja di Dewan Mufti Rusia, yang salah satu kegiatannya sebagai pengurus Masjid Agung Moskow.
Dirinya sempat menuntut ilmu di Indonesia selama beberapa tahun sebelum akhirnya pulang ke negara asal.
Baca: Tak Hanya Pekerja Kantoran, Buruh Tani Juga Terdampak Pandemi Virus Corona
"Kehilangan terbesar yang saya rasakan pada bulan ramadan ini adalah kami tidak bisa merasakan buka puasa bersama, salat tarawih bersama bersama keluarga dan kerabat," kata Artur dalam perbincangan khusus dengan Tribun .
Artur menceritakan soal kegiatan Ramadan di Rusia selama pandemi corona. Mulai dari berapa lama berpuasa, makanan sahur dan buka, hingga beribadah salat di sana.
Berikut petikan wawancara Tribun-Network dengan Artur Gubaydulin:
Apa yang menjadi perbedaan menurut Anda antara selama berpuasa di Rusia dan di Indonesia?
Tentu waktunya yang berbeda. Di sini, kamu sudah harus makan sahur sebelum pukul 2.00 pagi dan baru bisa buka puasa pukul 8.00 malam.
Berpuasa di Rusia setiap tahunnya itu bisa berubah-ubah, tergantung musim apa. Yang paling lama itu saat musim panas. Kamu bisa berbuka pukul 11.00 malam dan salat subuh pukul 2.00 pagi.
Baca: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Semarang, Sabtu 2 Mei 2020 dan Doa-doa Puasa Ramadhan
Dari aspek lain barangkali?
Beda berpuasa di Rusia dan di Indonesia adalah kalau di Indonesia yang mayoritas beragama Islam penduduknya, pekerja-pekerja saat ramadan boleh pulang lebih awal untuk bisa mengejar waktu berbuka puasa.Di sini, kamu bekerja seperti biasa sesuai jadwal.
Selain itu, menemukan makanan halal di Indonesia bisa di mana saja. Di Rusia, kita harus bepergian dulu selama ramadan untuk menemukannya, sehinga kita tidak bisa sembarang memilih restoran untuk berbuka puasa.
Baca: Token Listrik Gratis dan Diskon Listrik Mei 2020, Akses www.pln.co.id atau WhatsApp
Anda sebagai pengurus Masjid Agung Moskow, tentu bukan pekerjaan gampang?
Kelihatannya berpuasa di Rusia lebih sulit, bagaimana pun kamu mencoba melakukan hal-hal untuk menyibukkan diri supaya waktu bisa berjalan cepat. Kami mencoba sabar dan berharap Allah menerima puasa dan doa kami.
Tapi, saya pikir esensi berpuasa baik di Rusia maupun Indonesia sama saja ya. Tujuan kita sama dan cara kita menggapai tujuan itu pun sama.
Soal masjid, sayangnya sekarang berhubung sedang lockdown di sini, kami tak lagi melakukan ibadah di masjid. Pada hari-hari biasa, setelah magrib, orang-orang biasa berbuka puasa di belakang masjid.
Baca: TRIBUNNEWSWIKI - Mengenal Sejarah Masjidil Haram, Tempat Tersuci Umat Islam
Kami biasanya menghidangkan Pilaf, semacam nasi goreng, lalu kemudian salad dan air mineral. Setelah itu, kami akan pulang ke rumah untuk melaksanakan salat tarawih.
Selain pilaf dan salad, adakah menu spesial untuk berbuka puasa di Rusia?
Tidak ada menu spesial untuk buka dan sahur di Rusia ya. Kami memiliki banyak suku dan jenis makanan. Semua orang bisa memasak dan memakan apa yang mereka sukai.Tapi biasanya di pagi hari atau saat sahur kami sarapan bubur, soba, oatmeal, dan pearl barley.
Saat buka, kami bukanya dengan sup, kemudian dilanjutkan dengan pilaf, bakso, dan rebusan daging atau sayur (stew)
Soal lockdown karena Covid-19, masjid-masjid di Rusia ditutup untk kegiatan ibadah, lantas bagaimana pekerjaan Anda sekarang?
Betul bahwa setiap masjid di Rusia ditutup dan warga muslim di sini beribadah di rumah masinh-masing.
Kami masih bisa menyiarkan khutbah jumat secara online sehingga warga kemudian bisa menjalankan salat zuhur di rumah. Kami tetap berkomunikasi melalui aplikasi Zoom, karena kami mengerti dan bertanggung jawab untuk tetap di rumah.
Daripada itu, ada sejumlah relawan yang siap membantu mengirimkan makanan kepada yang membutuhkan, terutama orangtua tunggal, lansia. Memang beberapa orang tengah berada dalam situasi sulit sekarang.
Sudah berapa lama Anda bekerja di Dewan Mufti Rusia?
Saya sudah bekerja di Dewan Mufti Rusia departemen internasional selama hampir dua tahun.
Anda menyebut adanya beberapa relawan yang meringankan beban warga.
Bagaimana soal bantuan yang datang dari pemerintah Rusia sendiri untuk masalah Covid-19 ini?
Pelayanan warga di pemerintahan sudah membengkak dan tidak siap untuk situasi seperti ini. Saya kasih contoh, jika kamu ingin mendapatkan uang sebagai pengangguran, kamu harus mendaftar ke badan kepegawaian. Namun, mereka bekerja sangat lambat dan tidak efisien.
Di Moskow, sudah dijanjikan bahwa siapa pun yang bekerja paling tidak selama 60 hari pada 2020, akan mendapatkan tunjangan tunai. Kalau Anda tidak bekerja, makin kecil tunjangan Anda.
Baca: Update Corona Global 1 Mei 2020: Kasus di Rusia Melonjak 7,9 Ribu, Tembus 114 Ribu Pasien
Selain itu, jika kamu kehilangan pekerjaan, beberapa bank di sini bisa membantu atau bahkan membekukan rekening bankmu.
Dari pengalaman Anda, berapa banyak uang yang akan didapat dari bantuan pemerintah Rusia?
Dari informasi yang saya dapat di situs resmi, biasanya per orang dapat sekitar 200-260 dollar (asumsi kurs 1 dollar=74,65 rubel, maka per orang dapat sekitar 14.900 - 19.370 rubel).
Namun saya tidak tahu apakah ada orang yang benar-benar mendapatkannya, kadang situsnya tidak bekerja sama sekali.