Kamis, 2 Oktober 2025

Ramadan 2019

Mutiara Ramadan: Ekspresi Beragama

Selama bulan Ramadan praktis merupakan bulannya umat Islam karena umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan segala implikasi dan kreasi sosial budaya

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Ilustrasi salat taraweh 

Keyakinan, pemahaman, dan perilaku keagamaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tradisi keluarga dan masyarakat sangatlah besar perannya.

Dalam konteks individu, pengaruh itu datang dari guru agamanya, buku-buku bacaan, lingkungan sosial, mazhab pemikiran yang dianut, tingkat ekonomi, geografi, sistem pemerintahan, afiliasi organisasi, dan lain sebagainya.

Ilustrasi salat tarawih
Ilustrasi salat tarawih (Istimewa)

Problem Sosial

Dalam komunitas agama lingkungan agama selalu muncul berbagai mazhab. Ada yang bersifat dominan (mainstream), ada pula tergolong kecil.

Ada lagi yang disebut sempalan (splinter). Ini akan ditemukan dalam semua agama besar dunia.

Di Barat yang mayoritas Kristiani, misalnya, ada-ada saja kelompok yang dianggap 'sempalan' seperti Yehova atau Mormon.

Orang luar menganggap mereka itu Kristen, tetapi dalam komunitas Kristen sendiri dipertanyakan ke-Kristen-an mereka.

Hanya saja, keragaman itu tidak memicu bentrokan fisik karena negara memberi perlindungan hukum pada setiap warganya, terlepas apapun agamanya.

Lebih dari itu, mungkin saja mereka memilih damai dan menggunakan jalan dialog untuk berlomba menyampaikan misi ajarannya.

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Perbedaan dan keragaman ekspresi beragama dalam Islam sangat dimungkinkan dan memang suatu kenyataan sosial, mengingat ajaran Islam begitu luas, ditambah lagi pemeluknya sangat beragam dari segi etnis, bangsa, pendidikan, ekonomi, dan mazhab pemikiran.

Warna-warni pemahaman dan pendekatan beragama itu akan berubah menjadi problem sosial politik manakala bertemu dan berkolaborasi dengan aktor-aktor politik atau kekuasaan yang memanipulasi umat.

Di sana-sini terdapat celah-celah disusupi aktor politik yang akan memanfaatkan emosi dan ekspresi agama untuk tujuan nonagama.

Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi)

Cerita seputar ini sudah lama terjadi dan berulang-ulang.

Wajah agama tercoreng, suhu politik memanas, wajah Indonesia di mata dunia dicemoohkan, agenda pokok membangun peradaban terbengkalai.

Yang diuntungkan adalah mereka yang memang pintar dan senang memancing di air keruh.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved