Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Sandiaga Uno: Sudah Saatnya Indonesia Menghentikan Impor Pangan

Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menilai, di era Pemerintahan saat ini ketahanan pangan masih lemah.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Sandiaga Uno dalam sebuah acara diskusi publik bertajuk Global Food Security Challenge and Opportunity, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menilai, di era Pemerintahan saat ini ketahanan pangan masih lemah.

Sandiaga mengatakan Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam sudah sepatutnya bisa swasembada pangan.

"Setiap Pemerintahan negara manapun harusnya punya ketahanan pangan yang kuat. Indonesia ini saya rasa masih kurang baik," ujar Sandiaga dalam sebuah acara diskusi publik bertajuk 'Global Food Security Challenge and Opportunity', di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019) malam.

Baca: Iran tangkap 30 peserta kursus privat yoga karena berpakaian dan berperilaku tidak pantas

"Di Indonesia sendiri pangan hanya 6 persen yang dikuasai oleh Bulog. 94 persennya dikuasai kartel, mafia impor. Kita ini pemecah rekor, rekor impor. Impor beras, jagung, gula, bahkan garam," imbuh Sandiaga.

Karenanya, menurut Sandiaga, di masa kepemimpinan berikutnya Pemerintah harus stop impor untuk hal-hal yang bisa diproduksi bangsa Indonesia.

Baca: Jadi Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi di MK, Anies: Bambang Widjojanto Cuti 1 Bulan

"Mulai dari hulu ke hilir kita mencanangkan bahwa kita ingin mandiri secara produksi dan untuk bahan-bahan yang kita bisa produksi sendiri sudah saatnya kita menghentikan impor pangan," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan saat ini pasar pangan di Indonesia hampir 100 persen dikuasai kegiatan kartel atau monopoli.

Hal itu tentu merugikan masyarakat.

Baca: Jadi Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi di MK, Anies: Bambang Widjojanto Cuti 1 Bulan

Menurut Buwas, produk-produk pangan Bulog saat ini hanya mengusai pasar sebesar 6 persen.

Sedangkan sisanya 94 persen dikuasai kartel.

"Karena 94 persen pasar bebas di masalah pangan dikuasai kartel-kartel, Bulog negara hanya menguasai 6 persen" ujar Buwas di Gedung Bulog, Jakarta, Selasa (21/5/2019) lalu.

Pasokan aman

Menjelang Bulan Ramadhan, untuk sementara ini Bulog tidak menggelar operasi pasar karena stok pangan masih aman serta harga-harga bahan pokok masih terkendali.

"‎Kami sementara ini tidak ada (operasi pasar). Lihat saja kalau ada gejolak harga baik karena kebutuhan banyak. Kita langsung turun operasi," ucap Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas, Jumat (3/5/2018) usai menghadiri rapat terbatas soal persiapan menghadapi Idul Fitri di kantor presiden, Jakarta‎.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved