Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Kata Politikus NasDem soal Kerusuhan 22 Mei dan Mentalitas Menolak Kalah

Ia menilai, mentalitas tidak mau menerima kekalahan dapat merusak demokrasi di Indonesia

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Brimob menembakan gas air mata untuk membubarkan massa saat terjadi bentrokan di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Martin Manurung menyayangkan adanya aksi di depan Kantor Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) pada 21-22 Mei 2019 lalu.

Menurutnya, masyarakat maupun tokoh elite harus dewasa dan bisa menerima kekalahan.

Baca: Dua Penumpang Ambulans Pembawa Batu Disebut Pengurus Gerindra Tasikmalaya

Ia menilai, mentalitas tidak mau menerima kekalahan dapat merusak demokrasi di Indonesia.

“Mentalitas seperti itu harus diberantas, jangan sampai menjadi tradisi demokrasi di Indonesia; kalau kalah lalu rusuh,” kata Martin Manurung di Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Martin menjelaskan, apa yang saat ini terjadi bukanlah perseteruan elite.

Pasalnya adanya dugaan kecurangan pada Pemilu 2019 akan digugat oleh kubu Prabowo-Sandiaga ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Jadi, ini bukan ‘perseteruan elite’, itu framing yang keliru. Ini soal pendewasaan demokrasi; kalau kalah ya terima kekalahan, bukan malah rusuh,” ujarnya.

Baca: TKN Siapkan Bukti Sengketa Pemilu di MK : Tabulasi Data dari C1, Bukan SMS

Untuk itu, Partai NasDem mendukung sikap tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak memberikan ruang kepada perusuh.

“Karena itu, kita dukung sikap Presiden yang tidak mau memberi ruang kepada para perusuh. Kita dukung juga Polri dan TNI menjalankan tugas negara dengan baik,” tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved