Selasa, 30 September 2025

Pilpres 2019

Aksi Tolak Pemilu Curang di Depan Gedung Bawaslu Berlangsung Damai

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam GNKR akan kembali lagi ke gedung Bawaslu besok, Rabu, 22 Mei 2019.

IST
Massa demonstran memprotes hasil Pemilu 2019 menunaikan shalat tarawih di Jl MH Thamrin, depan gedung Bawaslu, Selasa (21/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak pukul 13.00 WIB massa mulai berbondong-bondong ke Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Sebagian menumpangi bus yang diparkir di Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019).

Massa kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki menuju Jalan M.H. Thamrin untuk menggelar aksi. Semakin sore massa bertambah ramai.

Ribuan orang mulai memadati persimpangan di depan Mal Sarinah. Pengunjuk rasa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) diblokade oleh kawat berduri di depan Gedung Bawaslu.

Aparat kepolisian memasang kawat berduri sepanjang 15 meter di sekitar area Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

Massa sempat menaruh bunga mawar putih di antara kawat-kawat berduri. Bahkan, ada yang memanjatkan doa di depan Gedung Bawaslu.

Massa menunaikan shalat tarawih di Jl MH Thamrin
Massa demonstran memprotes hasil Pemilu 2019 menunaikan shalat tarawih di Jl MH Thamrin, depan gedung Bawaslu, Selasa (21/5/2019).

Ratusan polisi dari Satuan Brigade Mobile (Brimob) berseragam hitam dilengkapi tameng, rompi anti peluru, pentungan, serta senjata gas air mata membuat formasi di Jalan M.H. Thamrin, depan Sarinah.

Ratusan lainnya membuat formasi di depan Gedung Bawaslu dan Satuan Sabhara berseragam cokelat yang berada di belakang Bawaslu dengan  helm, pentungan dan rompi.

Di seberangnya adalah massa yang memenuhi area persimpangan lampu merah Jalan M.H. Thamrin.

Aksi ini ini diikuti Neno Warisman, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan politisi senior Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban, serta Koordinator GNKR Jumhur Hidayat.

Tolak pemilu curang2
Massa demonstran memprotes hasil Pemilu 2019 menunaikan shalat tarawih di Jl MH Thamrin, depan gedung Bawaslu, Selasa (21/5/2019).

Jumhur Hidayat mengatakan agenda aksi mendesak Bawaslu mengeluarkan rekomendasi kepada KPU agar mendiskualifikasi pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo- Ma'ruf Amin.

Dia menduga ada kecurangan yang terjadi bersifat terstruktur, sistematis dan masif dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat mendiskualifikasi peserta Pemilihan Presiden 2019 sesuai Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.

Brimob di MH Thamrin2
Ratusan polisi dari Satuan Brigade Mobile (Brimob) berseragam hitam dilengkapi tameng, rompi anti peluru mengamankan pendemo di dekat simpang lampu merah, tak jauh dari gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019)

"Kami mendesak Bawaslu untuk mendiskualifikasi paslon nomor urut 01 sebagai peserta dalam pilpres kemarin sesuai dengan Pasal 463 UU no 7 tahun 2017," ujarnya.

Antara aparat dan massa sempat terjadi perdebatan. Negosiasi oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar (Pol) Harry Kurniawan meminta massa yang berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia bergabung menggelar aksi di depan Gedung Bawaslu.

Terlihat aparat kepolisian berseragam lengkap, sempat beristirahat sekitar pukul 16.00 WIB. Ratusan pasukan Brimob berseragam hitam, yang tadinya dalam posisi siap, tegap, berdiri, merenggangkan kaki mereka dan duduk di depan massa.

Polisi yang dikerahkan di depan gedung Bawaslu, Selasa (21/5/2019).
Polisi yang dikerahkan di depan gedung Bawaslu, Selasa (21/5/2019). (IST)

Peserta aksi sempat membagi-bagikan bunga kepada polisi yang berjaga. "Ini simbol bahwa aksi ini, damai," kata Reni Renita, 48 tahun, seorang perempuan yang membagi-bagikan bunga mawar. "Kami juga meminta penegak hukum untuk netral," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved