Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Ketika Kampanye Pilpres Sudah Kehilangan Substansi, Mulai Tampang Boyolali hingga Politisi Genderuwo

Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan saat ini kampanye pilpres sudah kehilangan substansinya.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Tribun Jateng/Eka Yulianto Fajlin
Pengunjuk rasa melintas di depan Patung Arjuna Wijaya di pusat Boyolali Kota, Minggu (4/11/2018). TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN 

"Ya bisa saja dihitung. Nanti bilangnya, 'masa pemimpin bahasanya tidak mendidik?' atau 'cerminan pemimpin terlihat dari kata-katanya'. Dengan begitu, mereka akan menghitung berapa kali kata-kata tersebut terucap meski maksudnya bercanda atau mencibir," urai Ismail Fahmi.

Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengaku heran dengan Jokowi yang akhir-akhir ini selalu melontarkan pernyataan kontroversial.

Setelah Sontoloyo, kini Jokowi menyebut banyak politikus yang menggunakan gaya politik genderuwo.

"Alamak, saya heran kok Pak Jokowi akhir-akhir ini bahasanya menjadi aneh, habis sontoloyo, genderuwo habis ini apalagi Pak Jokowi," ujar Dradjad di Posko Pemenangan, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca: Sandiaga Uno: Mungkin yang Dimaksud Pak Presiden, Politisi Genderuwo Itu Terkait Ekonomi Rente

Menurut Dradjad pernyataan Jokowi tersebut jelas mengarah kepada kubu Prabowo.

Ia menyayangkan kubu petahana tidak mengedepankan perdebatan substanstif dalam menyerang kubu lawan.

"Jadi, saya pingin mengajak Pak Jokowi dan timnya untuk ayok kita debat secara substantif daripada dengan istilah-istilah yang aneh-aneh seperti itu," katanya.

Menurut Dradjad, Prabowo bukan menaku-nakuti dengan terus mendorong kemandirian ekonomi dan menyebut banyak kekayaan yang lari ke luar negeri.

Prabowo justru memaparkan fakta yang harus diperbaiki pemerintah.

"Enggak menakut-nakuti, kita mengangkat fakta kok, gini loh, faktanya mobil ini lampunya enggak bagus remnya rusak, ya masak kita membohongi rakyat dengan mengatakan remnya bagus, ketika kita mengatakan ini loh rem-nya rusak, anunya enggak bagus itu bukan menakut-nakuti, kita menyampaikan fakta apa adanya dan rakyat berhal tahu untuk itu," ujar dia.

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto (KOLASE TRIBUN JATENG)

Politik Menakut-nakuti
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menjelaskan politik genderuwo adalah istilah simbolik yang ditujukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan-pandangan yang pesimistis tentang bangsa ini.

Demikian disampaikan Koordinator Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini Golkar ini terkait sindiran Jokowi mengenai "politik genderuwo."

Juga politik genderuwo itu, menurut Ace, adalah istilah simbolik yang ditunjukkan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan politik ketidakpastian, pesimisme dan kebohongan.

"Seakan-akan kita akan menghadapi krisis ekonomi yang menakutkan dengan menyebut bahwa harga-harga di pasar mengalami kenaikan. Sehingga mendorong masyarakat menjadi khawatir dengan kondisi ekonomi saat ini," ujar Ace kepada Tribun.

Padahal, imbuh Ace, kalau dilihat situasi dan kondisinya ya semakin membaik.

Baca: Jubir Prabowo: Pak Jokowi Sumber Kegaduhan Baru, Setelah Sontoloyo Kini Sebut Politik Genderuwo

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved