Pilpres 2019
Gaya Jenaka Ma'ruf Amin Saat Beri Kuliah Umum yang Digelar RSiS-NTU Singapura
Ma’ruf Amin membuka kuliah umum dengan pengantar yang membuat lebih 150 hadirin terpingkal dan bertepuk tangan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ma’ruf Amin membuka kuliah umum dengan pengantar yang membuat lebih 150 hadirin terpingkal dan bertepuk tangan.
"Mungkin pertama kali ada pemakalah di kesempatan (public lecture) ini yang memakai sarung,” kata Ma'ruf Amin yang mengundang tawa hadirin.
“Saya kebetulan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Jadi, sarung ini (salah satu) pakaian ulama Indonesia,”tambah dia.
Ia pun mengungkapkan bila dirinya sempat bertanya kepada Jokowi soal kebiasaan berpakaian dirinya sebelum dipilih menjadi Calon Wakil Presiden.
Baca: BKKBN dan UNFPA Luncurkan Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2018
"Kebetulan waktu saya dipilih Pak Jokowi sebagai calon wakil presiden, saya tanya beliau, Pak Jokawi, apa saya harus ganti kostum?” kata Ma'ruf yang mengundang kembali tawa hadirin.
"Beliau mengatakan, Pak Kiai tetap saja tampil sebagai ulama. Karena itu, saya dimana pun, sepanjang tidak dilarang, saya akan memakai sarung, walaupun saya juga punya celana,” lanjut Ma'ruf diiiringi tawa hadirin.
Ma'ruf Amin kemudian kembali membacakan pidato.
Sesekali, Ma'ruf Amin bicara lepas di sela membaca pidato, dengan menyelipkan penjelasan tambahan, selipan dalil dan kaidah atau ungkapan Arab, atau melontarkan joke-joke ringan khas kiai NU, sambil terus mengumbar senyum.
Seri Kuliah Umum Pemimpin Indonesia (Public Lecture Indonesian Leaders Series) digelar RSiS-NTU (S Rajaratnam School of Internasional Studies–Nanyang Technological University), di Ruang Taurus & Leo, Lantai 1, Hotel Marina Mandarin, Singupura, Rabu (17/10/2018).
Baca: Piala Asia U-19 2018 - Berada di Indonesia, Timnas U-19 Vietnam Keluhkan Soal Makanan
Acara dibuka dan dipandu Prof Dr Tan Sie Ceng, Head of Institute of Defence and Strategic Studies (IDSS), RSiS. Public Lecture itu dihadiri tak kurang dari 150 peserta terdaftar, dan beberapa peserta yang masuk tanpa mencatatkan nama di absensi.
Beberapa tokoh Indonsia yang tampak hadir, antara lain, mantan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dan mantan Gubernur BI, Soedrajad Djiwandono.
Peserta bukan hanya dari kalangan akademisi dan peneliti, tapi juga tampak ada peserta dari pimpinan beberapa bank, pelaku bisnis, Kamar Dagang Singapura, pimpinan beberapa perusahaan multinasional, dan sebagainya.
Tampak beberapa peserta dari universitas non-Singapura: Universitas Teknologi Malaysia, UI dan UGM, termasuk dosen sosiologi UGM, M. Najib Azka.
Ada para diplomat dari KBRI dan diplomat dari Kedutaan Belanda di Singapura.
Baca: Keluarga Jokowi Disebut di Sidang Kasus Bakamla, Ini Tanggapan Istana
Sejumlah jurnalis Singapura dan koresponden media non-Singapura, termasuk The Economist.