Pilpres 2019
Ketua Umum PAN Tidak Mengira Pemilihan Cawapres Jokowi Banyak Intrik
Zulkifli tidak mengira bahwa proses pemilihan Cawapres di kubu Joko Widodo ( Jokowi) tidak sederhana dan penuh intrik.
Kemudian seminggu kemudian tepatnya pada Rabu (8/8/2018) malam, Mahfud kembali diundang lagi oleh Pratikno.
Dalam pertemuan itu, Mahfud diberi tahu jika ia namanya sudah diputuskan sebagai cawapres Jokowi dan besoknya akan dilakukan deklarasi.
"Pada hari Rabu malam, seminggu kemudian, saya diundang lagi oleh pak Pratikno di rumah Pratikno, ada pak Teten, ada asisten pak Pratikno, waktu itu diberi tahu, 'pak Mahfud besok akan diumumkan, detail, sudah diputuskan pak Mahfud, semua sudah disiapkan, acaranya nanti berangkat dari gedung Joeng, nanti pak Mahfud naik motor bersama pak Jokowi. Pak Mahfud bonceng, Pak Jokowi yang depan," demikian beber Mahfud.
Menurut Mahfud, dalam pertemuan itu apa yang disampaikan Pratikno sudah detail sampai ke teknis deklarasi.
Kemudian, pada Kamis pagi, Mahfud ditelepon oleh Seskab Pramono Anung.
"Saya ditelpon oleh pak Pramono Anung, pak Mahfud saya minta cv-nya, ini untuk deklarasi kan nama harus resmi, oke saya ke situ. Pada saat bersamaan saya ditelepon oleh asisten ajudan Presiden, bapak kesini untuk ukur baju, bagaimana kalau nggak usah ukur baju, agar tidak terlalu ribet. ini waktunya udah pendek.
Kalau gitu bapak bawa saja baju yang bapak suka dan pas bawa kesini, kami bikin modelnya sama dengan bapak jokowi. ya saya kesana nganter cv.
Jam 1 ada komunikasi dengan pak Teten nanti jam 4 akan diumumkan, 'jam 4 pak Mahfud ke sana sambil menunggu duduk di ruang sebelah, begitu deklarasi nanti tampil tinggal nyeberang. Tapi baju yang saya pakai saat itu baju saya sendiri, bukan yang dari presiden karena yang dari presiden kan untuk besok. Itu yang terjadi. Nah seperti pemirsa dengar yang terjadi akhirnya diumumkan Maruf Amin.," ungkap Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan pak Praktikno kemudian memberi tahu jika ada perubahan sehingga dirinya kemudian pulang lagi.
"Pak pratikno memberi tahu, pak ini ada perubahan, coba kembali ke posisi semula dulu, saya terus pulang. Habis itu diumumkan, saya diburu wartawan. Saya nggak kecewa, hanya kaget. Enggak sakit hati. Karena keperluan negara lebih penting timbang sekedar nama Mahfud MD atau Marif Amin," kata Mahfud lagi.