Selasa, 30 September 2025

Piala Dunia 2022

3 Insiden yang Kontroversial dalam Sejarah Pertandingan Piala Dunia, Masih Ingat Gol Tangan Tuhan?

Tidak terasa, Piala Dunia 2022 sebentar lagi akan digelar di Qatar. Selama keberjalanannya, terdapat insiden kontroversial yang menarik untuk dibahas.

Editor: Claudia Noventa
bleacherreport.net
Trofi Piala Dunia. Berikut tiga hal kontroversial yang pernah terjadi selama Piala Dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa kontroversial pernah mewarnai perjalanan Piala Dunia.

Saking terkenalnya, insiden kontroversial ini menjadi hal yang mungkin tidak bisa dilupakan dan akan selalu dikenang oleh para pencinta sepakbola.

Insiden kontroversial ini pun terjadi karena beberapa alasan.

Ilustrasi Piala Dunia 2022 di Qatar.
Ilustrasi Piala Dunia 2022 di Qatar. Berikut tiga insiden kontroversial yang pernah terjadi di Piala Dunia. (FIFA)

Baca juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022 Qatar, Mulai 21 November Sampai 18 Desember

Lantas, apa insiden kontroversial yang pernah terjadi di Piala Dunia?

Berikut Tiga Insiden Kontroversial yang Pernah Terjadi di Piala Dunia.

1. Gol Tangan Tuhan Maradona - 1986

Pada perempat final Piala Dunia 1986 antara Inggris dan Argentina, terdapat gol ikonik dari Diego Maradona.

Golnya tersebut diberi nama dengan sebutan "Tangan Tuhan".

Saat permainan imbang 0-0, Maradona berlari ke arah kiper untuk menyundul bola.

Namun bukan dengan sundulan kepala, Maradona menggunakan tangannya untuk mengarahkan bola ke dalam gawang.

Sayangnya, wasit gagal melihat handball dan penyerang Argentina tersebut berhasil membuat timnya unggul.

Gol tangan Tuhan Diego Maradona kala membela Argentina saat melawan Inggris, 11 Juni 1986 di Piala Dunia Meksiko.
Gol tangan Tuhan Diego Maradona kala membela Argentina saat melawan Inggris, 11 Juni 1986 di Piala Dunia Meksiko. (superball.id)

Maradona pun sempat mengakuinya, dan menamakannya "Tangan Tuhan".

Legenda Argentina tersebut mengatakan bahwa golnya tersebut adalah balas dendam atas Perang Falklands.

“Kami memainkan permainan itu dengan sepatu bot dan senapan,” katanya 30 tahun kemudian.

“Setelah pertandingan kami merayakannya sampai kami menangis. Rasanya seperti kami telah melakukan keadilan, mungkin bukan keadilan tetapi memberi kebaikan bagi para ibu yang kehilangan putra di Falklands (perang antara Inggris dan Argentina yang terjadi pada tahun 1982)," kata Maradona yang dikutip dari goal.com.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved