
TRIBUNNEWS.COM - Tak terasa Piala Dunia telah memasuki fase-fase terakhirnya.
Fase knock out pertama telah usai, dan para penggemar sepakbola di seluruh dunia mulai menyongsong datangnya tahapan perempatfinal pada hari ini (6/7/2018).
Sebanyak 8 negara yang tersisa akan meneruskan perjuangannya di Piala Dunia di tahapan perempatfinal ini.
Adalah Uruguay, Perancis, Brasil, Belgia, Swedia, Inggris, Rusia, dan Kroasia yang akan saling memperebutkan posisi 4 tim terbaik di Piala Dunia kali ini.
Laga perempatfinal di hari pertama ini sendiri akan dilalui oleh Belgia yang akan menghadapi Brasil pada pukul 01.00 WIB dinihari nanti.
Bagi Brasil sendiri, babak perempatfinal di Piala Dunia bukanlah hal yang begitu asing.
Namun, bagi para pendukung Brasil, langkah menuju perempatfinal kali ini tampak begitu aneh atau 'unik' bila ditengok.
Bagaimana tidak?
Tak mengandalkan Jogo Bonito yang begitu kental, performa Brazil di Piala Dunia kali ini bisa dikatakan begitu taktikal secara ofensif dan begitu kokoh dari segi defensif.
Penampilan Selecao kali ini bisa dikatakan menjawab perdebatan yang telah berlangsung di sepak bola Brazil sejak kekalahan menyakitkan mereka atas Italia di Piala Dunia Spanyol 1982.
Tema utama yang kerap dipertanyakan tersebut adalah: haruskah tim nasional Brasil memainkan sepakbola yang menghibur atau memprioritaskan hasil di atas segalanya?
Dengan demikian, kedua konsep itu akan tampak saling eksklusif.
Bil melihat hasil yang diraih Seleção di paiala dunia kali ini, sepintas Tite sejauh ini tampaknya menunjukkan bahwa mereka telah mengambil opsi untuk memprioritaskan hasil di atas permainan atraktif.
Hal ini terlihat dari rekor Brasil di bawah Tite dimana mereka hanya kebobolan enam gol dalam 25 pertandingan sejak ia mengambil alih peran manajer timnas.
Satu dari enam gol yang masuk ke gawang Brasil itu datang dalam pertandingan pembukaan grup di mana mereka bersua Swiss.