
"Ketika mereka ke sini sendiri, mereka tidak menemukan buktinya," ujarnya.
Profesor Sudaryanto kecewa terhadap penggunaan isu komunisme di Indonesia belakangan ini. Menurutnya itu adalah hal usang. Beliau mengimbau bangsa Indonesia untuk melihat ke depan, jangan terikat oleh beban di masa lampau.
"Memang kita harus mengakui Indonesia punya sejarah yang cukup berat. Kita pelajari, tapi jangan dijadikan momok. Sejarah ada supaya kita belajar untuk maju," katanya.
Posisi Indonesia dengan Rusia saling menguntungkan dan menghormati. Tidak ada unsur ideologi dalam hubungan dua negara. Profesor Sudaryanto bahkan meminta masyarakat Indonesia untuk mempelajari ketekunan orang Rusia dalam mempelajari keilmuan.
"Indonesia memiliki pasar yang besar di Rusia. Karet, kopi, rempah-rempah, ikan tuna, komponen elektronika, mebel rotan, kain, sepatu, dan masih banyak lagi. Kalau jasa adalah turisme," paparnya. (Tribunnews/deo)