
Beliau akhirnya memutuskan menjadi warga negara Rusia pada 1997. Butuh waktu selama 31 tahun bagi Profesor Sudaryanto untuk memiliki kewarganegaraan.
Dia mengaku melakukan itu secara sengaja.
"Saya berharap nantinya Indonesia akan menerima lagi. Saya berharap kembali ke Indonesia lagi. Saya sengaja tahan," tutur Profesor Sudaryanto.
Bagi Profesor Sudaryanto, hal terberat tidak bisa pulang ke Indonesia adalah tidak bisa bertemu keluarga. Tak hanya tidak bisa bertemu, komunikasinya dengan keluarga di Indonesia sangat minim karena sulit.
Dulu tidak ada telepon sehingga cara berkomunikasi adalah melalui surat. Surat juga lama untuk bisa sampai ke tangannya atau keluarga, bisa sampai tiga bulan. Tidak semua surat yang dikirim ke atau darinya bisa sampai tujuan karena ada proses sensor.
Pada 1997 dia melihat ada tanda-tanda bisa kembali ke Indonesia. Namun demikian, untuk mewujudkan keinginan itu dia harus menjadi warga negara Rusia. Menurutnya itu adalah cara pragmatis agar bisa kembali ke Indonesia. Bagi Profesor Sudaryanto, kembali ke Indonesia dan bertemu keluarganya adalah mimpi.
"Ada adik saya yang lahir tanpa saya. Ada cucu, keponakan, ada yang menikah, ada yang meninggal. Banyak kejadian keluarga yang terjadi di luar sepengetahuan saya," ujarnya.
Kesempatan untuk pulang ke Indonesia akhirnya terwujud pada tahun 2000. Untuk pertama kali setelah puluhan tahun Beliau bisa bertemu keluarganya.
Masa-masa awal bertemu kembali dengan keluarga tidak mudah. Selama seminggu pertama Beliau tidak banyak bicara. Keluarganya juga merasa segan, seperti orang yang baru pertama kali bertemu.
"Saya rindu mendengarkan suara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Di sini semua orang berbicara bahasa Rusia. Saya juga rindu cuaca Indonesia," kata pria asal Blitar, Jawa Timur itu.
Kini Profesor Sudyanto telah pensiun. Kegiatannya sehari-hari adalah menjadi jembatan bagi pebisnis Rusia dan Indonesia. Dia akan membantu mencarikan pebisnis Rusia yang ingin mencari rekan bisnis di Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Sebelumnya dia menjadi penghubung perguruan-perguruan tinggi di Rusia dan Indonesia. Dia juga kerap memberikan kuliah di Indonesia.
"Tujuan saya adalah membantu hubungan Indonesia dan Rusia menjadi baik sehingga Indonesia bisa maju. Apa yang saya bisa harus saya sumbangkan untuk itu," kata pria yang pernah meminta rehabilitasi.
Berdasarkan pengalamannya tinggal di Rusia dan menjadi warga negara Rusia, Profesor Sudaryanto memaparkan Rusia yang sebenarnya.
Menurut Beliau orang Rusia sebetulnya hampir sama dengan orang Indonesia. Orang Rusia adalah orang yang berterus terang. Beliau bilang apa yang disampaikan oleh Dunia Barat soal Rusia telah dipolitisasi.