Selasa, 7 Oktober 2025

PINTAR Kemenag

Kunci Jawaban 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya Bagian 4, PINTAR Kemenag

Kunci Jawaban 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya Bagian 4, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Islam PINTAR Kemenag.

Canva/Tribunnews.com
PELATIHAN PINTAR KEMENAG - Desain grafis Kunci Jawaban 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya – Bagian 4, pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman, PINTAR Kemenag, dibuat dengan Canva, Rabu (24/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama Republik Indonesia melalui platform MOOC PINTAR kembali menyelenggarakan pelatihan daring gratis bertema “Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman” pada 24 - 28 September 2025. 

Program pelatihan PINTAR Kemenag ini dirancang sebagai bagian dari upaya peningkatan literasi kesehatan reproduksi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam moderat, sekaligus mendukung pemenuhan hak-hak remaja dalam menghadapi tantangan sosial dan kekerasan berbasis gender. 

MOOC PINTAR Kemenag sendiri merupakan ruang belajar terbuka berbasis MOOC (Massive Open Online Course) yang ditujukan bagi guru madrasah, ASN, PPPK, santri, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang pendidikan, keagamaan, dan layanan publik.

Salah satu materi penting dalam pelatihan ini adalah Modul 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya – Bagian 4, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman, PINTAR Kemenag

Modul ini membahas secara komprehensif berbagai jenis Kekerasan Berbasis Gender (KBG), mulai dari kekerasan fisik, verbal, psikologis, seksual, hingga kekerasan ekonomi dan digital. 

Peserta diajak memahami bahwa KBG tidak hanya terjadi dalam ruang privat, tetapi juga dapat muncul di lingkungan pendidikan, sosial, dan digital yang kerap tidak disadari. 

Materi ini juga mengulas dampak serius yang ditimbulkan oleh KBG, seperti trauma psikologis, gangguan perkembangan remaja, penurunan rasa aman, hingga kerusakan relasi sosial.

Lebih dari sekadar identifikasi masalah, Modul 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya – Bagian 4, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman, PINTAR Kemenag juga menawarkan pendekatan pencegahan dan penanganan KBG secara efektif. 

Peserta dilatih untuk mengenali tanda-tanda kekerasan, membangun sistem dukungan di lingkungan sekolah dan keluarga, serta memahami mekanisme pelaporan dan pendampingan korban sesuai prinsip perlindungan anak dan nilai-nilai keislaman. 

Dalam pelatihan ini, peserta diwajibkan menjawab soal evaluasi modul tersebut yang tersedia di platform PINTAR Kemenag, https://pintar.kemenag.go.id/ khususnya pada bagian akhir modul sebagai bentuk asesmen pemahaman.

Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenag dan Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI), yang telah menyusun modul-modul tematik kesehatan reproduksi remaja dengan pendekatan Islam yang inklusif dan edukatif.

Baca juga: Kunci Jawaban 3.2 Konsep Perkembangan Remaja Bagian 2 Pendidikan Kesehatan Reproduksi PINTAR Kemenag

Jika mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan berbasis gender, baik di madrasah, pesantren, maupun komunitas sosial.

Kunci Jawaban 3.14 Kekerasan Berbasis Gender, Pencegahan dan Penanganannya – Bagian 4, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman, PINTAR Kemenag

1. Dalam Islam kemungkaran harus dicegah sesuai hadis yang berbunyi "Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangan jika tidak mampu, maka dengan lidah, jika tidak mampu, maka dengan hati , dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim), 

Sebagai kepala madrasah, Anda memiliki otoritas untuk menanggulangi atau menangani persoalan kekerasan seksual di madrasah. Program holistik apa yang paling tepat untuk menangani kekerasan seksual sesuai dengan hadis tersebut?

A. Membentuk satgas yang bertugas melakukan sweeping kepada siswa agar tidak terjadi kekerasan seksual

B. Membentuk tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan, termasuk kekerasan seksual berbasis gender, yang melibatkan guru, siswa, dan orang tua

C. Membiasakan salam, senyum, dan sapa agar murid bisa saling menghargai

D. Mengadakan kampanye anti kekerasan seksual dengan melibatkan pelaku agar menyesali perbuatannya

Kunci jawaban: B

2. Dalam rangka Pencegahan dan penanggulangan kasus pelecehan seksual di sebuah madrasah, maka para pihak yang harus dilibatkan adalah…

A. Kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan murid

B. Guru BK, korban, pelaku, orang tua korban dan pelaku, perwakilan OSIS

C. Kepala madrasah, guru BK, tenaga kependidikan, orang tua, dan perwakilan OSIS

Kunci jawaban: A

3. Seorang guru madrasah mengetahui bahwa salah satu siswanya menunjukkan indikasi perilaku kekerasan seksual terhadap teman-temannya. Guru tersebut ingin mencegah kemungkaran dengan cara lisan (nasihat). Langkah yang paling tepat dilakukan guru untuk menerapkan pencegahan tersebut secara bijak dan sesuai nilai Islam adalah…

A. Memanggil orang tuanya dan menekankan bahwa anaknya telah mempermalukan keluarga

B. Menasehatinya secara langsung di hadapan teman-temannya supaya jera

C. Mengajak siswa berdiskusi dalam forum kelompok agar ia menyadari kesalahan melalui tekanan sosial

D. Menyampaikan nasihat secara pribadi dengan penuh empati, menjelaskan dampak buruk perilaku tersebut dari sisi agama, sosial, dan hukum

Kunci Jawaban: D

 وَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٣٣…….

4. Di masyarakat, masih banyak korban kekerasan seksual yang merasa bersalah dan menanggung beban psikologis seakan-akan dirinya berdosa. Padahal, Q.S. An-Nūr ayat 33 menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka yang dipaksa. Berdasarkan Q.S. An-Nūr ayat 33, sikap yang tepat bagi masyarakat dalam memandang korban kekerasan seksual adalah …

A. Menganggap korban tetap berdosa karena terlibat dalam perbuatan keji walaupun dipaksa.

B. Memahami bahwa korban tidak berdosa, mendukung pemulihan psikologisnya, dan melindunginya dari stigma.

C. Menyalahkan korban karena dianggap tidak mampu menjaga dirinya.

D. Membiarkan korban menghadapi masalahnya sendiri agar lebih kuat.

Kunci Jawaban: B

Baca juga: Kunci Jawaban 3.4 Isu Seputar Pubertas pada Remaja Bagian 2, PINTAR Kemenag

5. Mengatakan “Salah sendiri kenapa berpakaian minim,” kepada korban pelecehan seksual adalah sebuah respon yang sering kita dengar. Sebagai muslim yang memahami nilai keadilan dan perlindungan dalam Islam, bagaimana seharusnya kita merespons pernyataan tersebut?

A. Mengabaikan pernyataan tersebut karena bukan urusan kita secara langsung.

B. Menyarankan agar korban tidak melapor agar tidak mempermalukan pelaku.

C. Menyadari bahwa pernyataan tersebut menyalahkan korban dan bertentangan dengan prinsip Islam yang melindungi kehormatan manusia.

D. Membenarkan pernyataan tersebut karena pakaian memang bisa memicu tindakan pelecehan.

Kunci Jawaban: C

6. Seorang siswa mengetahui bahwa temannya sering menerima pesan bernada pelecehan melalui media sosial. Sebagai teman yang baik, tindakan yang seharusnya dilakukan siswa tersebut adalah…

A. Membiarkan karena itu bukan urusannya

B. Menyuruh teman itu untuk menghapus media sosialnya dan diam saja

C. Mengumbar masalah tersebut ke grup kelas agar semua tahu

D. Membantu teman melaporkan ke guru atau orang tua serta memberi dukungan moral

Kunci Jawaban: D

7. Di sebuah pondok pesantren, beberapa santriwati sering mendapatkan perlakuan tidak pantas berupa pelecehan verbal dari santri lain. Mereka takut melaporkan karena khawatir tidak dipercaya atau disalahkan. Dalam Islam, menjaga kehormatan dan memberikan perlindungan adalah tanggung jawab setiap individu, terutama pemimpin.

Jika seorang pengasuh pesantren ingin menerapkan prinsip Islam secara menyeluruh untuk mengatasi masalah ini, tindakan paling efektif yang harus ia ambil adalah...

A. Menciptakan sistem pelaporan yang aman dan rahasia, memberikan edukasi kepada seluruh santri tentang etika pergaulan yang Islami, serta membentuk tim khusus untuk menangani kasus pelecehan dengan adil dan empatik.

B. Mengabaikan keluhan para santriwati karena dianggap sebagai hal yang wajar dalam pergaulan.

C. Meminta para santriwati untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi agar tidak memancing pelecehan.

D. Memberikan hukuman berat kepada para pelaku tanpa menyelidiki kasus secara mendalam.

Kunci Jawaban: A

8. Apabila kita bepergian (travelling) seorang diri maka tindakan yang harus kita lakukan, kecuali…

A. Tidak berbicara sama sekali dengan orang lain di sekitar kita

B. menyiagakan nomor penting untuk kita kontak segera bila ada

C. Tidak menerima makanan dari orang yang tidak dikenal

D. Bawa peluit/kerincingan untuk jaga-jaga dan bisa mendapatkan perhatian bila darurat

Kunci Jawaban: A

Baca juga: Kunci Jawaban 3.6 Hak dan Pembuatan Keputusan Bagian 2, PINTAR Kemenag

9. Apa alasan mendasar dalam Islam sehingga hukuman bagi pelaku kekerasan seksual lebih berat daripada hukuman zina?

A. karena kekerasan seksual termasuk dosa sosial yang berbeda jauh dengan bila dibandingkan dengan perbuatan zina. 

B. karena kekerasan seksual melanggar aturan moral yang berlaku di masyarakat sementara zina tidak 

C. Karena kekerasan seksual merupakan perbuatan yang dianggap bertentangan dengan etika pergaulan di masyarakat

D. karena kekerasan seksual selain melanggar larangan agama, juga merampas hak manusia dan menimbulkan penderitaan korban

Kunci Jawaban: D

10. Dalam rangka mencegah terjadinya pelecehan seksual di lingkungan madrasah, kepala madrasah meminta siswa OSIS membuat program sosialisasi. Program yang paling tepat untuk dijalankan adalah…

A. Membuat poster dan seminar tentang edukasi perlindungan diri dan etika pergaulan

B. Membuat jadwal piket kebersihan kelas setiap hari

C. Mengadakan lomba olahraga antar kelas

D. Mengadakan kompetisi akademik antarkelas

Kunci Jawaban: A

*)Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu peserta dalam mengerjakan PINTAR Kemenag Pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Berperspektif Keislaman.

Urutan soal maupun jawaban bisa saja acak.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved