Kunci Jawaban Fikih Kelas 8 Halaman 130 Kurikulum Merdeka Bab 6: Mari Cari Tahu

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Fikih kelas 8 halaman 130 Kurikulum Merdeka. 

Halaman tersebut terdapat pada Bab 6 yang berjudul Kesempurnaan Rukun Islam dengan Haji dan Umrah. 

Kunci jawaban Fikih kelas 8 halaman 130 terdapat pada buku Guru Fikih untuk MTS Kelas 8 Kurikulum Merdeka karangan Zainul Ma'arif dkk. yang diterbitkan Kementerian Agama tahun 2020.  

Pada halaman 130 siswa diminta untuk mengerjakan soal Mari Cari Tahu. 

Kunci jawaban Fikih Kelas 8 Halaman 130

Baca juga: Kunci Jawaban Fikih Kelas 8 Halaman 111 Kurikulum Merdeka Bab 5: Uji Kompetensi

Ibadah Sai‟ merupakan salah satu rukun haji dan umrah. Sa‟i dilakukan dengan cara berjalan kaki atau berlari-lari kecil, bolak-balik 7 kali dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya. Kedua bukit yang satu dengan lainnya, berjarak sekitar 405 meter.

Demikian juga dengan tawaf yaitu mengelilingi Ka‟bah 7 kali putaran.

Namun, tahukah kamu bahwa tawaf dan sa‟i sudah ada sejak sekitar 5.000 tahun lalu, sebelum datangnya Islam.

Coba cari tahu sejarah singkat tawaf dan sa‟i?

Kunci Jawaban

Ritual tawaf dan sa'i memang ada sebelum Islam. Bahkan, praktik serupa sudah dilakukan oleh masyarakat zaman jahiliyah dan Nabi Ibrahim AS sebelum Islam diwahyukan.

Masyarakat jahiliyah melakukan tawaf dan sa'i untuk menghormati berhala-berhala mereka, sedangkan Nabi Ibrahim dan pengikutnya melakukan tawaf untuk ibadah kepada Allah.  
Berikut penjelasan lebih detail:

Zaman Jahiliyah:
Masyarakat jahiliyah di Arab melakukan tawaf di sekitar Ka'bah dan sa'i di antara Shafa dan Marwah, namun dengan tujuan menghormati berhala-berhala mereka.

Tata cara mereka berbeda dengan yang diajarkan oleh Islam, misalnya dengan bertelanjang atau melakukan ritual dengan tepuk tangan dan siulan.  

Nabi Ibrahim AS:
Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya juga melakukan tawaf di sekitar Ka'bah, tetapi dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT.

Mereka juga melakukan sa'i di antara Shafa dan Marwah, yang merupakan bentuk peringatan perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Ismail.