Selasa, 7 Oktober 2025

Materi Sekolah

Sejarah Berdirinya Boedi Oetomo sebagai Organisasi Tonggak Kebangkitan Nasional

Sejarah awal mula berdirinya organisasi Boedi Oetomo sebagai tonggak kebangkitan nasional, pada 20 Mei 1908 oleh para pelajar STOVIA.

kolasetribunstyle
Tokoh anggota organisasi Boedi Oetomo - Sejarah awal mula berdirinya organisasi Boedi Oetomo sebagai tonggak kebangkitan nasional, pada 20 Mei 1908 oleh para pelajar STOVIA. 

Setelah pertemuan tersebut dr. Sutomo pun mengadakan pertemuan secara nonformal dengan pelajar-pelajar STOVIA.

Tujuannya untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional.

dr. Wahidin Soedirohusodo, Pendiri Organisasi Budi Utomo.
dr. Wahidin Soedirohusodo, Pendiri Organisasi Budi Utomo. (Tribunnewswiki.com)

Baca juga: Sejarah Penentuan Wilayah Indonesia hingga Batas-batasnya

Pertemuan itu pun membuahkan hasil yang positif, yaitu lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo”.

Soetomo tertarik dengan ide tersebut yang kemudian bersama sejumlah pemuda lain mendirikan Boedi Oetomo di Batavia pada 20 Mei 1908.

Boedi Oetomo selaku organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Tanah Air.

Berdirinya organisasi ini diharapkan dapat menjangkau semua masyarakat Tanah Air seluruhnya.

Sebab sebelumnya ruang geraknya yang semula hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura.

Pendiri Boedi Oetomo dengan tidak memerhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin, dan juga agama.

Boedi Oetomo tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik.

Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan.

Karena hanya bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Ada beberapa anggotanya seperti dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keluar dari Boedi Oetomo.

Sebab, mereka menginginkan gerakan yang lebih militan dan langsung bergerak dalam bidang politik.

Namun, Boedi Oetomo tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk berjuang di bidang sosial-budaya dan pendidikan.

“Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas”, itulah semboyan Boedi Oetomo yang menggunakan filsafat Pohon Beringin.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved