Minggu, 5 Oktober 2025

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 141: Menulis Isi Cerita Hikayat dalam Bentuk Cerpen

Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141, tugas tentang menuliskan isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen.

Buku Bahasa Indonesia Kelas X
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141, tugas tentang menuliskan isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141.

Soal pada halaman 141 buku Bahasa Indonesia kelas 10, membahas tugas tentang menuliskan isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen.

Sebelum menengok kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141, diharapkan siswa mengerjakan soal secara mandiri.

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 diperuntukkan bagi orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Tribunnews.com tidak bertanggung jawab dalam perbedaan jawaban pada kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 11: Mengidentifikasi Teks Laporan Hasil Observasi

Berikut ini kunci jawaban buku Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 141:

Tugas 2

Bacalah hikayat berikut ini kemudian tuliskan isi cerita hikayat tersebut dalam bentuk cerpen.

Jawaban: 

Hikayat Si Miskin

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya dibuang dari keinderaan sehingga hidupnya sengsara. Oleh sebab itu ia dikenal sebagai si Miskin. Setiap hari mereka berkeliling mencari rezeki di Negeri Antah Berantah di bawah pimpinan Maharaja Indera Dewa. Ke manapun mereka pergi selalu diusir penduduk dengan disertai penganiayaan. Malam hari mereka tidur di hutan dan siang harinya mereka berkeliling mencari rezeki. Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan buah mangga yang ada di taman raja. Tapi Si Miskin menolaknya sehingga si isteri menangis. Kemudian si Miskin menerima permintaannya, tetapi Si Miskin hanya membelikan buah mangga dari pasar sehingga ditolak oleh isterinya. Pada akhirnya dengan rasa takut dan terpaksa ia menghadap raja dan memohon mempelam. Setelah ia mendapatkannya, ia segera pulang dan memberikan mangga itu kepeda isterinya. Setelah tiba saatnya, lahirlah anak laki-laki pertama mereka yang diberi nama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 25: Melengkapi Isi Teks Laporan Hasil Observasi

Pada suatu hari, ketika sedang menggali tanah, si Miskin mendapat tajau berisi emas yang tidak akan habis sampai ke anak cucunya. Dengan takdir Allah, di tempat itu berdirilah sebuah kerajaan komplit dengan perlengkapannya. Kemudian Si Miskin mengganti namanya menjadi Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Dan negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anak kedua mereka bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Dewa menjadi iri hati atas kemasyhuran Negeri Puspa Sari dan kebaikan hati Raja Indera Angkasa. Ketika Maharaja Indera Angkasa mencari ahli nujum untuk meramalkan nasib putera-puterinya, Maharaja Indera Dewa memanfaatkan hal tersebut untuk menghancurkan Negeri Puspa Sari. Atas bujukan jahat Maharaja Indera Dewa, para ahli nujum mengatakan bahwa kelak Marakarmah dan Nila Kesuma akan mendatangkan celaka bagi orangtuanya. Maharaja Indera Angkasa percaya pada ramalan palsu tersebut dan dengan berat hati ia memerintahkan kedua puteranya pergi selama-lamanya. Sepeninggal putera-puterinya, Negeri Puspa Sari musnah terbakar dan Maharaja Indera Angkasa menjadi miskin kembali.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 140: Alur Cerita dalam Hikayat dan Cerpen

Sesampainya di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin dan mereka menangkap seekor burung untuk dimakan. Ketika Marakarmah mencari api ke kampung, ia disangka seorang pencuri dan ia dipukuli orang banyak, kemudian dibuang ke laut. Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Nasib Marakarmah di lautan terus hanyut dan terdampar di pangkalan raksasa. Di sana ia bertemu dengan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang ditawan oleh raksasa. Mereka berdua mencoba melarikan diri dari pulau itu dengan menumpang sebuah kapal. Nahkoda kapal menginginkan cahaya Chairani sehingga ia mendorong Marakarmah kelaut, kemudian ia ditelan oleh ikan nun yang pada akhirnya terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan. Atas petunjuk burung rajawali, Nenek Kebayan mengeluarkan Marakarmah dari perut ikan nun itu. Kemudian Marakarmah dijadikan anak angkat Nenek Kebayan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved