Minggu, 5 Oktober 2025

Materi Sekolah

Mengenal Efek Rumah Kaca, Simak Juga Penjelasan soal Pemanasan Global

Berikut penjelasan mengenai efek rumah kaca dan pemanasan global. Perubahan lingkungan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Tangkapan layar repositori.kemdikbud.go.id
Ilustrasi Efek Rumah Kaca - Berikut penjelasan mengenai efek rumah kaca dan pemanasan global. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan mengenai efek rumah kaca dan pemanasan global.

Sejumlah negara mulai kesulitan memprediksi perubahan musim.

Seperti yang terjadi di Indonesia, musim kemarau biasanya berlangsung pada Mei hingga September, sementara musim penghujan terjadi selama Oktober hingga April.

Namun, beberapa tahun terakhir ini, terkadang musim hujan masih turun saat bulan Mei dan bulan November masih berlangsung musim kemarau.

Baca juga: Dampak Pencemaran Tanah dan Cara Penanggulangannya: Remediasi dan Bioremediasi

Tak hanya Indonesia,  negara lain juga mengalami kejadian serupa, di antaranya turun salju di Arab hingga munculnya matahari ketika musim salju di Tiongkok.

Ternyata, peristiwa tersebut berkaitan erat dengan perubahan iklim di dunia.

Perubahan iklim tersebut terjadi karena adanya perubahan lingkungan.

Tidak dapat dipungkiri lagi perubahan lingkungan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia.

Berikut penjelasan mengenai efek rumah kaca dan pemanasan global, dikutip dari Buku IPA Kelas 7 Semester 2:

1. Efek rumah kaca

Di atmosfer bumi, terdapat banyak gas-gas rumah kaca alami.

Siklus air, karbon dioksida (CO2), dan metana adalah beberapa bagian penting yang ada di dalamnya.

Tanpa adanya gas-gas rumah kaca tersebut, kehidupan di bumi tidak akan terjadi.

Seperti halnya planet Mars, bumi juga akan menjadi sangat dingin apabila tidak terdapat gas-gas rumah kaca di atmosfernya.

Sebaliknya, jika jumlah gas-gas rumah kaca terus bertambah di atmosfer, maka suhu bumi akan terus meningkat.

Meskipun CO2, siklus air, dan gas-gas rumah kaca lainnya di atmosfer adalah transparan untuk radiasi cahaya matahari, tetapi gas-gas tersebut masih mampu menangkap dan menyerap radiasi cahaya yang memancar ke bumi dalam jumlah banyak.

Radiasi yang terserap sebagian juga akan direfleksikan kembali oleh bumi.

Pada keadaan normal, jumlah radiasi panas yang diserap dengan yang direfleksikan kembali sama.

Saat ini, semakin tingginya polusi udara menyebabkan efek rumah kaca berubah.

Efek rumah kaca adalah proses pemanasan alami yang terjadi ketika gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi memerangkap radiasi panas dari bumi.

Prosesnya yaitu ketika radiasi sinar matahari mengenai permukaan bumi, maka akan menyebabkan bumi menjadi panas.

Radiasi panas bumi akan dipancarkan lagi ke atmosfer.

Panas yang kembali dipantulkan oleh bumi terhalang oleh polutan udara sehingga terperangkap dan dipantulkan kembali ke bumi.

Proses ini akan menahan beberapa panas yang terperangkap kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat.

Akibatnya, bumi tetap menjadi hangat dan suhunya semakin meningkat.

Gas rumah kaca tersebut membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam bumi, tetapi gas tersebut memantulkannya kembali ke permukaan bumi.

Dengan demikian, kondisi di bumi tetap hangat.

Seperti halnya rumah yang dinding-dindingnya terbuat dari kaca.

Para ilmuwan telah mempelajari efek rumah kaca sejak 1824.

Joseph Fourier menyatakan bumi akan jauh lebih dingin jika tidak memiliki atmosfer.

Adanya gas-gas rumah kaca inilah yang membuat iklim bumi layak huni.

Tanpa adanya efek rumah kaca, permukaan bumi akan berubah sekitar 60 derajat Fahrenheit atau 15,6 derajat Celcius lebih dingin.

Ilustrasi Pemanasan Global
Ilustrasi Pemanasan Global (Tangkapan layar repositori.kemdikbud.go.id)

2. Pengertian pemanasan global

Aktivitas manusia selalu menghasilkan berbagai zat sisa buangan, salah satunya berupa gas.

Sebagian besar orang berpikir bahwa atmosfer dapat menyerap gas-gas buangan tersebut secara tidak terbatas dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan.

Namun, saat ini diketahui bahwa banyaknya gas-gas buangan tersebut dapat menyebabkan perubahan mendasar di atmosfer dan juga kondisi kehidupan di bumi.

Berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan untuk pengalihfungsian menjadi lahan pertanian, pemukiman dan industri akan menyumbangkan CO2 ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.

Lebih dari beberapa periode, CO2 di atmosfer meningkat sekitar 20 persen.

Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca seperti CO2 akan memengaruhi kadar panas di bumi.

Banyak dari radiasi matahari yang menyinari permukaan bumi, kemudian direfleksikan kembali ke angkasa.

Meningkatnya kadar CO2 di atmosfer selama 150 tahun terakhir membuat para ilmuwan prihatin karena hal tersebut berkaitan erat dengan meningkatnya suhu global.

Lebih dari satu abad, ilmuwan telah mempelajari bagaimana gas-gas rumah kaca menghangatkan bumi dan bagaimana pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap pemanasan suhu bumi.

Sebagian besar ilmuwan meyakini pemanasan global telah dimulai dan akan meningkat cepat pada abad ini.

Lebih dari 100 tahun yang lalu, temperatur rata-rata suhu di permukaan bumi meningkat sekitar 0,6 derajat Celcius.

Peningkatan temperatur inilah yang disebut dengan pemanasan global.

Pemanasan global adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan secara bertahap, serta sebuah perubahan yang diyakini secara permanen mengubah iklim bumi.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Artikel lainnya terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved