Kalahkan Peserta dari China dan Amerika, Siswa Indonesia Raih Mendali Emas Dua Olimpiade Matematika
Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang IMO sejak 1988 hingga 2020, baru 5 orang siswa Indonesia yang berhasil meraih medali emas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stanve Avrilium Widjaja, siswa kelas 12 Sekolah Kristen IPEKA BSD meraih prestasi dalam ajang
International Mathematical Olympiad (IMO) 2020 dan di Tuymaada International Olympiad (Tuymaada) 2020.
Meskipun ini adalah kali pertama Stanve mengikuti ajang IMO dan Tuymaada, penampilan perdana Stanve di IMO langsung
menghasilkan Gold Medal, sementara di Tuymaada meraih Gold Medal dan Absolute Winner.
Umumnya bagi peserta di negara lainnya, mereka telah mengikuti perlombaan tersebut selama dua atau bahkan tiga kali
sebelum berhasil mendapatkan Gold Medal, sehingga pengalaman dan mental mereka sudah terbentuk secara lebih matang.
Di ajang olimpiade matematika paling bergengsi di dunia ini, Stanve menempati peringkat 22 dunia atau yang terbaik dari
seluruh peserta asal Indonesia.
Sedangkan di Tuymaada 2020, dari 21 peserta Indonesia hanya Stanve yang berhasil meraih emas.
Baca juga: Pintar Matematika Lewat Lagu-lagu Anak di Program Sofa Kuning Mola TV
Stanve juga mendapat predikat Perfect Scorer sekaligus Absolute Winner atau Champion (peringkat pertama).
IMO 2020 diikuti oleh 616 orang peserta dari 105 negara, diantaranya yang menjadi kompetitor terberat yaitu China, Rusia,
dan Amerika Serikat.
Sedangkan Tuymaada 2020 diikuti oleh 151 peserta dari 7 negara diantaranya Rusia, Kazakhstan, dan Iran.
Dilansir dari Kompas.com, sebelum berprestasi di ajang internasional, siswa 3 SMA yang bersekolah di Sekolah Kristen IPEKA BSD ini telah mengikuti lebih dari 200 lomba matematika sejak dirinya masih di sekolah dasar.
Ia juga pernah kalah saat mengikuti perlombaan yang diadakan di Indonesia.
Stanve mengaku, sama seperti kebanyakan siswa lain dirinya sempat mengalami kekecewaan karena tidak berhasil menjadi juara dalam suatu perlombaan.
Namun, Stanve pun menganggap kegagalan hanya sebagai suatu peristiwa dan menjadikannya sebagai pembelajaran untuk mengenali serta mengembangkan diri.
“Jadi success (sukses) atau failure (kegagalan) kasih tahu hal lebih banyak tentang diri kita bahwa kita salahnya di mana dan perlu perbaiki di mana gitu,” kata Stanve yang dihubungi via Google Meet, Jumat (17/10/2020).
Baca juga: Viral karena Ganteng, Dosen Matematika Ini Juga Model, Sempat Kena Masalah & Kini Jual Pakaian Seksi
Stanve mengaku dari empat bidang matematika yang ada, ia pun mengakui bahwa dirinya paling lemah dalam pengerjaan soal geometri.
"Jadi kalau gitu ya, ya akhirnya kita enjoy (nikmati) aja geometri meskipun enggak bisa. Akan tetapi, kita juga punya bidang yang kita punya dan kita bisa gitu,” kata Stanve.