Kamis, 2 Oktober 2025

Transisi Sekolah ke Dunia Kerja, Simak 1001 Langkah Sukses di Masa Depan

Sebagai remaja, kita harus memiliki pandangan tentang masa depan, sudahkah kita yakin dan mempersiapkan diri agar bisa mendapatkan pekerjaan?

KOMPAS.com / ASWIN RIZAL HARAHAP
ILUSTRASI - Sebagai remaja, kita harus memiliki pandangan tentang masa depan, sudahkah kita yakin dan mempersiapkan diri agar bisa mendapatkan pekerjaan? 

TRIBUNNEWS.COM - Usia remaja enggak hanya melulu soal pacar, gebetan, mantan atau sahabat, ya.

Sebagai remaja, kita harus memiliki pandangan tentang masa depan, termasuk sudah-kah kita yakin dan mempersiapkan diri agar bisa mendapatkan pekerjaan layak di masa depan?

Berdasarkan survei yang CewekBanget.ID & HAI Online lakukan pada 2.442 remaja perempuan dan laki-laki berusia 15-24 tahun, 80,4% remaja percaya diri mendapatkan pekerjaan layak di masa depan karena mereka punya kompetensi atau keterampilan khusus.

Sementara 19,6% tidak yakin mendapat pekerjaan yang layak di masa depan karena jumlah pencari kerja terus meningkat dan kompentensi mereka tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

“Kalau aku percaya diri karena nilai akademik yang lumayan bagus untuk menjamin masa depanku nanti," kata Theresia Ribka, Siswi SMK Waskito Pamulang, Jurusan Multimedia.

“Sempat enggak percaya diri karena enggak ada koneksi dan persaingan kerja semakin ketat," ujar Abiel Kristianto, Junior Arsitek, Alumni Universitas Tarumanegara.

“Kurang percaya diri karena persaingan kerja lebih banyak," terang Silvia Wardatul, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Jurnalistik.

Jumlah Angkatan Kerja

Berbicara soal persaingan pencari kerja, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2019 sebanyak 133,56 juta orang.

Jumlah ini naik 2,55 juta orang dibanding Agustus 2018.

Sementara itu, angka pengangguran di Indonesia tahun 2018 mencapai 7 juta jiwa dengan 22,48% adalah remaja berusia 15-24 tahun yang sedang tidak sekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan.

“Di dunia kerja, terjadi missmatch atau ketidaksesuaian antara permintaan terhadap pekerja terampil dari industri dengan kualifikasi pekerja yang tersedia. Ini menimbulkan kontribusi terhadap pengangguran, terutama pengangguran muda," terang Tauvik Muhamad, Manajer Program Pengembangan Keterampilan ILO Jakarta.

Jika ada ketidaksesuaian antara permintaan terhadap pekerja terampil dari industri dengan kualifikasi pekerja yang ada, apakah dunia pendidikan menjadi salah satu penyebabnya?

Meski lembaga pendidikan telah berupaya mempersiapkan siswa masuk ke dunia kerja, usaha tersebut seolah belum maksimal.

Terlihat dari hasil survei pada 2.442 responden, hanya 1.283 responden yang setuju kalau sekolah dan/atau perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu sudah mempersiapkan mereka masuk ke dunia kerja.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved