Kamis, 2 Oktober 2025

Ini Pemenang Final Tingkat Regional Kompetisi ASEAN Data Science Explorers 2018

Pendidikan adalah salah satu pilar dasar dari cetak biru integrasi dan pembangunan sosial ekonomi ASEAN

Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Peserta kompetisi ASEAN Data Science Explorers (ADSE) yang diadakan ASEAN Foundation dan SAP untuk ak final tingkat regional kompetisi, Rabu (14/11/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Plan B dari Singapura, yang terdiri dari Tay Kai Jun dan Madhumitha Ayyappan dari NUS High School of Math and Science dinobatkan sebagai juara kompetisi ASEAN Data Science Explorers (ADSE).

Mereka menawarkan From Slumming to Sustainability’ bertujuan untuk menggembleng ASEAN untuk mengubah permukiman kumuh menjadi microcities yang berkelanjutan.

Tim Dimicrocambio dari Filipina, yang terdiri dari Jade Hizon dan John Rusty Perena dari Nueva Ecija University of Science and Technology keluar sebagai runner-up yang mengusung tema 'Mengalibrasi ulang perangkat pendidikan melalui pendidikan kewirausahaan.

Mereka membahas bagaimana pendidikan kewirausahaan dapat memberdayakan siswa untuk mengubah ide mereka menjadi tindakan.

Tim Pangolin dari Vietnam, yang terdiri dari Nguyen Van Thuan dan Mai Thanh Tung dari RMIT University Vietnam meraih tempat ketiga untuk proyek mereka Menaklukkan Gelombang Perdagangan Global', yang membahas masalah perdagangan yang kurang beruntung karena perbedaan kapasitas transportasi laut di antara negara-negara ASEAN.

Meskipun tidak keluar sebagai pemenang di babak final tingkat regional, tim OWL, tim mahasiswa dari Indonesia mengatakan mereka sangat bersyukur telah mengambil bagian dalam kompetisi ADSE dan belajar keterampilan dasar kepemimpinan, kerja tim, dan yang paling penting teknologi digital.

Baca: Kisah Perjuangan Denada Mencari Nafkah Untuk Shakira hingga Bolak-balik ke Singapura

Tim mahasiswa dari Indonesia yang menjadi peserta adalah Willy Pratama dan Owen Gunawan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang  mempresentasikan proyek perangkat lunak berjudul 'SMARCO,' kependekan dari 'Smart Circular Economy.'

SMARCO adalah platform yang memungkinkan perusahaan untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka dalam mengelola limbah yang mereka hasilkan.

Inspirasi untuk proyek ini berasal dari inisiatif untuk mencegah kerusakan lingkungan yang dihasilkan oleh cara perusahaan memproses dan membuang limbah mereka, dan menciptakan lingkungan industri yang lebih efisien.

Berdasarkan analisis tim, mengoptimalkan teknik pengelolaan limbah dan mengurangi dampak lingkungan dapat menghemat dana hingga 590 juta USD.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ASEAN Foundation dan SAP untuk memungkinkan kami untuk menjadi bagian dari kesempatan yang mengubah hidup kami,” kata Willy, salah satu dari dua peserta mahasiswa di Tim OWL.

“Kami tidak dapat lebih bersyukur karena memiliki kesempatan untuk bekerjasama dengan para ahli dalam mengembangkan keterampilan digital kami, sekaligus bertemu sesama mahasiswa dari negara-negara ASEAN lainnya dan tokoh-tokoh kunci yang bekerja keras untuk mengubah kehidupan banyak orang di ASEAN menjadi lebih baik setiap harinya. Kami tidak sabar untuk melihat bagaimana ide kami dapat dibentuk dan dipraktekkan oleh para ahli di tahun-tahun mendatang,” kata Willy.

Baca: Jokowi Dorong Wapres Amerika dan ASEAN Terlibat Atasi Krisis Rakhine State

Willy mengaku mendapat kehormatan untuk menggunakan salah satu platform data analytics terbaik dunia, SAP Analytics Cloud.

Kemampuan data analytics futuristik dari SAP Analytics Cloud benar-benar luar biasa. Kami sepenuhnya yakin pada kemampuan SAP untuk terus membantu dunia berjalan lebih baik dan meningkatkan kehidupan masyarakat luas," tambah Willy.

Pendidikan adalah salah satu pilar dasar dari cetak biru integrasi dan pembangunan sosial ekonomi ASEAN.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved